Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Melki Laka Lena mengajak kampus menjadi mitra strategis menuju Indonesia Emas 2045 di tengah ketidakpastian global saat ini.
“Dunia sekarang sedang menghadapi ketidakpastian yang luar biasa. Dari perang ekonomi global, ketimpangan pembangunan antarwilayah, sampai tantangan perubahan iklim dan energi," katanya di Kupang, Kamis.
Hal ini disampaikannya saat memberikan kuliah umum bertema “Membayangkan NTT 2045: Emas atau Was-was?” di Aula St. Hendrikus, Gedung Rektorat Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira).
Gubernur NTT mengajak seluruh sivitas akademika untuk berpikir kritis dan visioner terkait pentingnya memahami dinamika global, termasuk tren urbanisasi, ketimpangan wilayah, perkembangan teknologi, hingga ketidakpastian geopolitik.
Ia mengungkapkan bahwa pada 2045 sekitar 5 persen populasi dunia akan hidup di kawasan urban, sedangkan desa-desa mengalami pengurangan penduduk.
"Hal ini berdampak pada struktur ekonomi dan sosial, termasuk juga di NTT," ujar dia.
Gubernur juga menyoroti ketimpangan pembangunan sumber daya manusia dan ekonomi di NTT. Meski angka stunting masih tinggi (37,9 persen), namun ia mencatat ada peningkatan konsumsi dan investasi pemerintah.
Data Bank NTT menunjukkan defisit neraca perdagangan daerah sebesar Rp51 triliun, dengan nilai impor Rp59 triliun dan ekspor hanya sekitar Rp7 triliun.
Karena itu potensi pariwisata juga menjadi perhatian, di mana dari 637 destinasi, hanya 18 yang memiliki sarana prasarana pendukung memadai.
“Labuan Bajo memang sudah mendunia, tapi destinasi lain seperti di Sumba Barat, Alor, dan Lembata belum optimal. Wisata mengejar paus biru di Lembata merupakan peluang langka yang perlu dikembangkan lagi.” katanya.