Kupang (ANTARA) - Tim gabungan dari Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) menemukan jenazah seorang nelayan yang mengapung di perairan Lalendo, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang,Selasa (10/6)
Dirpolairud Polda NTT Kombes Pol. Irwan Deffi Nasution kepada wartawan di Kupang, Rabu, mengatakan bahwa jasad mengapung itu tersebut ditemukan sekitar 1 mil dari Dermaga PLTU Bolok pada posisi koordinat 10° 15' 015" LS / 123° 28' 652" BT, sekitar pukul 07.30 WITA.
"Pada pukul 07:30 WITA, tim SAR Ditpolairud Polda NTT dan personel Kapal Crew Marnit Teluk Kupang menerima laporan dari masyarakat sekitar PT. TOM mengenai adanya jasad yang mengapung," katanya.
Setelah dievakuasi dan dicari tahu namanya, diketahui bahwa jasad tersebut bernama Thamrin, seorang nelayan berusia 45 tahun, kelahiran Raha, 17 Agustus 1979, dengan alamat Amagarapati, RT.09/RW.03, Kel. Amagarapati, Kecamatan Larantuka, Kabupaten. Flores Timur.
Ciri-ciri khusus jenazah saat ditemukan adalah menggunakan celana pendek berwarna hitam dan memiliki tato pada bagian dada, lengan tangan kiri, dan kanan.
Baca juga: Enam wilayah perairan NTT masuk daerah zona merah bom ikan
Menurut keterangan saksi Daniel Teramahi (34 tahun), seorang nelayan yang juga kerabat dekat korban, Thamrin diketahui merupakan rekan kerjanya di kapal cakalang.
Daniel juga mengungkapkan bahwa korban belakangan ini mengalami depresi hingga gangguan jiwa, sering berjalan tanpa arah, dan beraktivitas semaunya, bahkan sering membanting-bantingkan badan sendiri.
Baca juga: Polairud Polda NTT bentuk Bhabinkamtibmas perairan edukasi masyarakat pesisir
Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi jenazah pada pukul 10:00 WITA dan membawanya ke Mako Ditpolairud Polda NTT, sebelum kemudian dievakuasi lebih lanjut ke RSB Titus Uly Kupang pada pukul 10:20 WITA untuk pemeriksaan.
Dari hasil pemeriksaan luar oleh tim dokter forensik RSB Titus Uly yang dilakukan pada pukul 11:44 WITA menemukan beberapa detail pada jenazah, antara lain laki-laki, rambut 4 centimeter, buih terdapat pada rongga mulut dan hidung, tulang tengkorak kepala utuh, gigi tidak lengkap, tulang dada dan anggota gerak atas-bawah utuh, tinggi badan 168cm.
Ditemukan banyak luka lecet pada anggota gerak bawah akibat gigitan ikan, lebam yang tidak hilang saat ditekan, luka robek pada sisi kepala sebelah kiri, dan luka lecet pada leher.
"Kesimpulan sementara tim dokter forensik tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban,” ujar dia.
Hasil kesimpulan sementara korban kemungkinan besar ujar dia, meninggal karena mati lemas akibat kekurangan oksigen, ditandai dengan warna biru pada bibir dan ujung jari.
“Namun, untuk mengetahui penyebab pasti kematian, perlu dilakukan autopsi atas izin pihak keluarga,” ujar dia.