Kupang, NTT (ANTARA) - Balai Pelayanan Perlindungan dan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggandeng International Organization for Migration (IOM) Indonesia dalam peningkatan kapasitas instruktur orientasi pra pemberangkatan (OPP) pekerja migran Indonesia (PMI).
“Kami berkolaborasi dalam upaya peningkatan kapasitas instruktur OPP yang melatih calon PMI, khususnya yang ditempatkan di sektor kelapa sawit di Malaysia,” kata Pengantar Kerja Ahli Madya BP3MI NTT Muhammad Geo Amang di Kupang, Selasa.
Ia menjelaskan para instruktur mempelajari metode penyampaian OPP yang efektif dan terstandar, termasuk pembekalan PMI dengan pengetahuan tentang kondisi kerja, hak dan kewajiban, mekanisme pengaduan, serta praktik migrasi aman.
Dia mengatakan materi berfokus pada sektor kelapa sawit di Malaysia karena NTT salah satu provinsi yang banyak mengirimkan pekerja migran untuk bekerja di sektor tersebut.
Ia menjelaskan sektor tersebut masih terbuka lebar dan persyaratan juga relatif mudah, sehingga PMI berasal dari NTT dapat memanfaatkan kesempatan yang ada.
“Para instruktur diharapkan mampu memberikan pengetahuan terkait kondisi kerja di ladang kelapa sawit, budaya di negara penempatan Malaysia, serta berbagai potensi kendala yang mungkin dihadapi selama bekerja di sana,” kata dia.
Fungsional Pengantar Kerja Ahli Madya Kementerian BP2MI Rahalim Purba mengapresiasi kolaborasi bersama IOM Indonesia sebagai upaya pelindungan PMI demi mewujudkan migrasi aman dan sesuai dengan aturan.
“Semoga seluruh instruktur dapat langsung mengimplementasikan materi yang diperoleh selama pelatihan ini di lapangan, baik kepada calon pekerja migran, juga kepada masyarakat yang berencana bekerja ke luar negeri,” katanya.
Kegiatan yang berlangsung pada 23-24 September 2025 ini, diikuti 16 instruktur OPP dari BP3MI NTT, Dinas Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTT, Disnaker Kota Kupang, dan Disnaker Kabupaten Kupang.

