Kupang, NTT (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) dan Balai Pelayanan Perlindungan dan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Nusa Tenggara Timur (NTT) berkolaborasi dalam meningkatkan literasi keuangan digital bagi calon pekerja migran Indonesia (PMI) asal daerah itu.
“BI terus mendorong kolaborasi dalam meningkatkan pemahaman PMI mengenai literasi keuangan digital, termasuk penggunaan aplikasi pembayaran resmi, remitansi berizin, dan QRIS antarnegara,” kata Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT Rio Khasananda di Kupang, Rabu (1/10).
Edukasi keuangan penting sebagai bekal sebelum PMI bekerja ke luar negeri agar mengenal dan menggunakan layanan keuangan formal dan berizin, sehingga transaksi lebih aman dan efisien, katanya, menjelaskan.
Menurut dia, NTT sebagai salah satu provinsi pengirim pekerja migran terbanyak memiliki potensi dalam peningkatan devisa melalui remitansi atau pengiriman uang dari luar negeri oleh PMI.
Namun, lanjutnya, sebagian besar PMI masih menghadapi tantangan seperti rendahnya literasi keuangan dan digital, serta kerap menggunakan jalur remitansi ilegal yang rawan penipuan berbiaya tinggi dengan nilai tukar yang merugikan dan tanpa perlindungan konsumen yang memadai.
“Oleh karena itu, edukasi ini menjadi sinergi bersama guna mewujudkan PMI NTT yang semakin terlindungi, cerdas, mandiri dan sejahtera,” katanya.
Ia mengatakan kegiatan yang diikuti oleh 100 calon PMI tersebut merupakan bagian dari program Literasi Keuangan Digital untuk Tenaga Migran Indonesia (LENTERA).
Sementara itu, Ketua Tim Kerja Pemberdayaan BP3MI NTT Ujang Agus Sugema mengatakan memberi apresiasi sinergi yang dilakukan dengan BI dalam meningkatkan kecakapan literasi keuangan digital bagi para calon PMI.
Menurut Agus, sampai Agustus 2025 jumlah remitansi PMI asal NTT telah mencapai Rp57,42 miliar.
Menurut dia, remitansi tidak hanya bermanfaat untuk perbaikan ekonomi keluarga PMI tapi juga berkontribusi pada peningkatan ekonomi daerah hingga nasional.
Untuk itu, edukasi keuangan guna mendukung penyaluran remitansi yang lebih produktif itu penting, katanya, menegaskan.
“Mudah-mudahan dengan kegiatan ini, teman-teman PMI yang mau berangkat bisa menambah pengetahuan, jadi bisa mengelola keuangan dengan secara baik dan bijak,” katanya.

