Kupang (ANTARA) - Tujuh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur (KPwBI NTT) mencatatkan potensi transaksi perdagangan mencapai Rp2,9 miliar dalam ajang Indonesia 12th Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 di Jakarta.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT Adidoyo Prakoso mengapresiasi capaian tersebut ketika ditemui di Kupang, Rabu, terkait hasil dari keterlibatan pelaku UMKM dari NTT di ajang tersebut di Jakarta dari 8 hingga 12 Oktober 2025.
“Torehan potensi transaksi Rp2,9 miliar ini mencerminkan daya saing produk lokal NTT di tingkat nasional dan internasional, sekaligus memperluas rantai nilai halal atau halal value chain di daerah,” katanya.
Dia menjelaskan unjuk gigi bagi pelaku UMKM NTT dalam kegiatan bertema “Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah, Memperkuat Kemandirian dan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif” itu menjadi panggung utama pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional yang diinisiasi Bank Indonesia (BI).
Adidoyo mengatakan capaian tersebut diperoleh melalui pameran produk, modest fashion, business matching wastra, serta penjualan produk halal olahan oleh tujuh UMKM asal NTT.
Tujuh UMKM yang berpartisipasi dalam ajang tersebut antara lain Padu Padan Tenun dan Antik Ikat yang menampilkan karya wastra NTT dalam peragaan busana IN2MOTIONFEST; Gabys Collection, Padu Padan Tenun, dan Antik Ikat pada kegiatan business matching wastra; serta Aldia, Morige, Ghaura Coklat, dan Tuang Coffee yang menampilkan produk olahan halal di Halal Mart ISEF 2025.
Dalam keterangan yang diterima di Kupang Rabu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam sambutannya menegaskan bahwa ISEF merupakan puncak kegiatan pengembangan ekonomi syariah yang konsisten dilaksanakan sejak 2014.
“Festival ini menjadi wadah kolaborasi untuk memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan syariah di seluruh wilayah Indonesia,” katanya.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan bahwa Indonesia berpotensi besar menjadi pusat industri halal dunia.
“Sektor makanan dan minuman halal Indonesia kini bernilai lebih dari 109 miliar dolar AS. Dengan penerapan standar syariah yang kuat, kita bisa naik dari peringkat ketiga menjadi peringkat pertama global,” ujar Airlangga.
Untuk diketahui, secara keseluruhan, ISEF 2025 diikuti lebih dari 700 pelaku usaha syariah dari seluruh Indonesia dengan nilai transaksi pembiayaan, perdagangan, dan penjualan mencapai Rp3,1 triliun, meningkat dari Rp2 triliun pada tahun sebelumnya.
BI NTT ujar Adidoyo akan terus mendorong UMKM binaannya untuk aktif dalam ajang nasional dan internasional guna memperkuat kontribusi ekonomi daerah bagi pertumbuhan ekonomi inklusif nasional.

