18 desa di Ende belum nikmati listrik

id Listrik di Kabupaten Ende

18 desa di Ende belum nikmati listrik

Bupati Ende, Marsel Petu (tengah) bersama Wakilnya Djafar Ahmad (kanan), saat menggelar jumpa pers di Kupang, Jumat (5/4/2019). (ANTARA FOTO/Aloysius Lewokeda)

Sedikitnya 18 desa di Kabupaten Ende, Pulau Flores, NTT hingga saat ini belum menikmati listrik yang disediakan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Kupang (ANTARA) - Sedikitnya 18 desa di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, hingga saat ini belum menikmati listrik yang disediakan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

"Dari total 255 desa di Ende, masih tersisa 18 desa yang sampai sekarang belum menikmati listrik dari PLN," kata Bupati Ende Marsel Petu ketika dihubungi Antara dari Kupang, Kamis (11/4).

Ia mengatakan, telah berkoordinasi dengan PLN agar desa-desa yang belum berlistrik bisa dituntaskan dalam tahun ini. Menurut Bupati Ende dua periode itu, PLN sudah siap merealisasikannya.

Pemerintah sedang mengupayakan sambungan listrik dari rumah ke rumah dengan sejumlah alternatif pembiayaan seperti dana desa, APBD, serta dukungan program penyambungan gratis yang disediakan PLN.

Mersel Petu mengatakan, kebutuhan listrik sangat penting untuk menggerakkan perekonomian masyarakat. Selain itu, merangsang pertumbuhan sektor lain, salah satunya untuk investasi di bidang pariwisata.

"Ini penting karena begitu investor datang dan mengetahui listrik di Ende masih mati-hidup karena pakai PLTD maka mereka bisa membatalkan minatnya untuk berinvestasi," katanya.

Lebih lanjut, Bupati Marsel mengaku optimistis kebutuhan listrik di daerahnya ke depan segera teratasi karena adanya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sokoria.

Pembangkit listrik baru yang memanfaatkan potensi energi baru terbarukan (EBT) ini, lanjutnya, memiliki kapasitas sebesar 2x15 mega watt (MW).

"Jika kapasitas ini bisa dimanfaatkan semua, maka tidak hanya di Ende, namun bisa disalurkan untuk seluruh Pulau Flores," katanya.

Baca juga: Pasokan listrik aman saat berlangsungnya Pemilu 2019 di NTT
Baca juga: 160.000 rumah tangga di Indonesia masih hidup dalam keremangan