Jangan salah paham soal penolakan wisata halal

id Wisata halal

Jangan salah paham soal penolakan wisata halal

Ketua DPD ASITA NTT Abed Frans (ANTARA FOTO/Ist)

"Jika ada penolakan mengenai halal tourism, itu jangan dianggap sebagai penolakan terhadap muslim secara umum," kata Abed Frans.
Kupang (ANTARA) - Ketua DPD Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies.(ASITA) Nusa Tenggara Timur Abed Frans meminta semua kalangan untuk tidak salah paham soal penolakan wisata halal di Labuan Bajo, Pulau Flores.

"Jika ada penolakan mengenai halal tourism, itu jangan dianggap sebagai penolakan terhadap muslim secara umum," kata Abed Frans Kepada Antara, Senin (6/5) terkait reaksi penolakan terhadap wacana wisata halal.

Menurut dia, penolakan terhadap wacana wisata halal itu lebih kepada ciri khas dari NTT sebagai wisata petualangan (adventure).

"Artinya, ciri khas pariwisata NTT itu adalah destinasi adventure, bukan destinasi khusus bagi yang halal saja," katanya menjelaskan.

Menurut dia, selama ini NTT sudah terkenal sebagai adventure destination yang menjembatani pergaulan antarsesama, suka, bangsa maupun adat sedunia
.
Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata (BOP) Labuan Bajo, Shana Fatina yang berbicara dalam acara sosialisasi paket wisata halal per 30 April 2019 menyatakan, konsep wisata halal diharapkan dapat membantu peningkatan kunjungan wisatawan.

Baca juga: Wisata halal sudah bersahabat dengan NTT

Selain itu, wisata halal tersebut diharapkan pula dapat memperluas pangsa pasar Labuan Bajo, khususnya bagi wisatawan muslim, kata Shana Fatima.

Wacana itu mendapat reaksi penolakan dari berbagai pemangku kepentingan di daerah itu, karena dinilai tidak sejalan dengan harapan masyarakat NTT yang menjunjung tinggi nilai-nilai perbedaan. 

Abed Frans menegaskan, kalaupun ada penolakan terhadap wacana wisata halal jangan dianggap sebagai penolakan terhadap mislim secara umum, tetapi lebih karena ciri khas NTT, sebagai wisata petualangan.