Kupang (Antara NTT) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) El Tari Kupang, melaporkan tinggi gelombang enam meter saat ini melanda wilayah perairan laut selatan Kupang, Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.
"Gelombang setinggi enam meter ini juga berpotensi terjadi di perairan Selatan Pulau Sumba, Laut Sawu, Laut Timor Selatan NTT dan Samudera Hindia Selatan NTT," kata Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) El Tari Kupang, Sti Nenotek kepada Antara di Kupang, Selasa.
Selain itu, wilayah perairan Utara Pulau Flores tinggi gelombang mencapai lima meter, katanya.
Sementara gelombang tinggi 2,5-4 meter juga berpotensi terjadi di Selat Flores, Selat Lamakera, Selat Boling, Selat Ombai, Selat Wetar, Selat Alor dan Selat Sape. Kecepatan angin rata-rata 20-35 knot.
Kondisi itu, katanya terkait adanya daerah tekanan rendah di perairan Barat Laut Australia yang memberi dampak angin kencang di wilayah NTT.
Dampak dari angin kencang tersebut, memicu tinggi gelombang yang cukup signifikan di perairan NTT.
Kondisi ini, terutama di perairan-perairan terluar yang secara geografis berada di dekat daerah tekanan rendah tersebut, katanya.
Tutup pelayaran
General Manajer PT ASDP Cabang Kupang Arnoldus Yansen secara terpisah mengatakan, saat ini semua lintasan penyeberangan di daerah itu sementara ditutup, karena gelombang laut yang tinggi serta keadaan cuaca yang kurang memungkinkan bagi kapal-kapal feri berlayar.
"Sampai sekarang, pihak ASDP Cabang Kupang masih menutup semua jalur lintas penyeberangan di Nusa Tenggara Timur akibat wilayah perairan setempat kurang bersahabat karena masih terjadi gelombang pasang dan angin kencang," katanya.
Dia mengatakan pihaknya lebih mengutamakan keselamatan penumpang dari pada harus memilih mengoperasikan sejumlah kapalnya.
"Kita tambah lagi waktu penutupan lintasan pelayaran yang awalnya akan buka pada Senin (6/2), tetapi ternyata ada imbauan dari BMKG bahwa cuaca masih sangat buruk," demikian Arnoldus Yansen.
Angin kencang
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang mengingatkan para nelayan dan seluruh aktivitas masyarakat di laut untuk mewaspadai angin kencang yang mulai meningkat di seluruh wilayah perairan di daerah ini.
"Dengan kecepatan angin yang cukup terasa kencang terutama di perairan maka kami imbau para nelayan dan sejumlah aktivitas di perairan untuk mewaspadainya," kata Kepala BPBD Kota Kupang Ade Manafe di Kupang, Selasa.
Dia memberikan peringatan itu sebagai bagian dari langkah antisipasi atau pencegahan terjadinya kecelakaan di laut yang akan memberikan korban termasuk jiwa para nelayan dan warga masyarakat lainnya. "Kami tidak mau hal itu (bencana di laut) terjadi dan oleh karenanya kami berikan peringatan dini ini," katanya.
Memang secara faktual di musim seperti ini (hujan dan angin kencang) rata-rata nelayan berhenti melaut, namun demikian masih ada sejumlah nelayan yang masih nekat melaut untuk memancing, meskipun di laut dangkal. "Ini yang mau kami sampaikan untuk terus mewaspadainya," katanya.
Secara alami, tentu manusia tidaklah mampu mengatasi kondisi alam yang sedang terjadi. Namun demikian untuk kepentingan pengamanan nyawa, hanya bisa dilakukan dengan melakukan antisipasi dini. "Kita harus tetat waspada agar tidak menimpa kita," katanya.
BPBD Kota Kupang lanjut dia, terus melakukan pemantauan terhadap seluruh aktivitas masyarakat di tengah kondisi cuaca dengan hujan dan angin kencang ini melalui posko siaga bencana yang terus beraktivitas selama 24 jam penuh.
Masyarakat agar memanfaatkan posko siaga bencana BPBD itu untuk kepentingan pemberian laporan dan informasi terjadinya bencana agar bisa segera ditanggulangi. "Penanggulangan di awal bencana akan mengurangi risiko dampak bencana seperti kerugian jiwa." katanya.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi El Tari Kupang merilis kecepatan angin yang terjadi di seluruh wilayah perairan provinsi berbasis kepulauan itu sudah mencapai 40 km/jam.
BMKG juga telah memberikan peringatan kepada para operator transportasi laut di daerah itu terkait kondisi cuaca dan kecepatan angin itu.
Potensi angin kencang yang mencapai 40 km/jam itu hampir terjadi di seluruh wilayah NTT yang memicu terjadinya gelombang tinggi di atas batas normal.
Dalam laman resmi BMKG juga diingatkan agar masyarakat terutama para operator transportasi laut dapat menghindari pelayaran di sekitar Selat Ombai, Wetar, Sape, Flores dan Selat Lamakera, karena tinggi gelombang mencapai 3,0 - 4,0 meter.
Sementara di Selat Boleng, Selat Alor, dan Selat Sumba, tinggi gelombang diperkirakan mencapai 5,0 meter, sedang di perairan utara Flores, Laut Sawu, dan Samudera Hindia selatan, tinggi gelombang dilaporkan hanya mencapai 2,0 meter.
Dari kondisi atmosfer terkini, terpantau beberapa indikasi munculnya potensi hujan dan angin kencang.
Potensi hujan dan angin kencang tersebut terjadi di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Sabu Raijua serta Kabupaten Rote Ndao dalam dua hari ke depan.
Masyarakat diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, genangan, banjir bandang, pohon tumbang dan jalan licin.
Bagi pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan dan masyarakat yang berlibur ke wilayah pesisir diimbau untuk mewaspadai potensi gelombang laut tinggi antara 2,5 - 4,0 meter di Sawu, Selat Pukuafu dan perairan laut Timor.