Pertumbuhan investasi di NTT mencapai 7,76 persen

id Bank Indonesia

Pertumbuhan investasi di NTT mencapai  7,76 persen

Gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur di Jl Raya El Tari I Kupang. (ANTARA FOTO/Aloysius Lewokeda)

Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) di Nusa Tenggara Timur selama periode triwulan I-2019 mencapai 7,76 persen.
Kupang (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) di Nusa Tenggara Timur selama periode triwulan I-2019 mencapai 7,76 persen.

"Pertumbuhan investasi ini lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2018 sebesar 0,09 persen maupun pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh 2,11 persen," demikian Laporan Perekonomian Provinsi NTT dari Hasil Kajian Bank Indonesia yang diterima ANTARA di Kupang, Rabu (24/7).

Menurut Bank Indonesia, investasi yang tumbuh pada triwulan I-2019 disebabkan ada penyelesaian investasi pembangunan dari Pemerintah Pusat seperti Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu, wilayah yang berbatasan dengan Timor Leste.

Selain itu, masih berlanjutnya proyek besar yang sedang berjalan dari periode sebelumnya yakni Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka, Pulau Flores yang progres fisiknya sudah mencapai 63 persen, serta Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan yang sudah mencapai 20 persen.

Kemudian, pembangunan proyek ketenagalistrikan di provinsi berbasiskan kepulauan itu juga masih tetap berlanjut untuk mengejar ketertinggalan rasio elektrifikasi. Dari sisi proyek, terdapat komitmen proyek berjalan pada tahun 2019 sebanyak 10 proyek dengan nilai total mencapai Rp2 triliun.

Secara sektoral, investasi yang ditanamkan di NTT masih didominasi pada sektor primer dan tersier. Sedangkan, pada sektor sekunder seperti industri pengolahan masih yang masih kurang.

Menurut Bank Indonesia, sektor sekunder penting dikembangkan di NTT dalam meningkatkan daya saing dan produktivitas, juga untuk mengurangi ketergantungan pada produksi daerah lain

Ketergantungan produksi ini yang selalu menjadi faktor penggerus pendapatan domestik regional bruto (PDRB) melalui impor dari daerah lain dan menjadi salah satu faktor penyebab inflasi. Bank Indonesia juga mengaharapkan agar investasi dari sektor sekuder didorong agar lebih banyak ditanamkan di provinsi setempat.

Baca juga: Pertumbuhan investasi di NTT belum merata
Baca juga: Investasi untuk pembangunan bendungan di NTT mencapai Rp3 triliun