113 ton beras untuk stabilisasi harga di pasaran

id Bulog Divre NTT

113 ton beras untuk stabilisasi harga di pasaran

Kepala Bulog Divre Provinsi Nusa Tenggara Timur, Eko Pranoto, melakukan peluncuran kegiatan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) beras di Gudang Bulog Kota Kupang, Selasa (24/9/2019). (ANTARA FOTO/Aloysius Lewokeda)

Perum Bulog Divisi Regional Provinsi Nusa Tenggara Timur menyalurkan sebanyak 113 ton beras untuk stabilisasi harga beras pada sejumlah pasar yang cenderung merangkak naik.

Kupang (ANTARA) - Perum Bulog Divisi Regional Provinsi Nusa Tenggara Timur menyalurkan sebanyak 113 ton beras untuk stabilisasi harga beras pada sejumlah pasar yang cenderung merangkak naik.

"Saat ini kami sedang lakukan upaya stabilisasi harga beras dengan jumlah yang disalurkan melalui sub-sub divre kami di seluruh NTT sudah mencapai 113 ton," kata Kepala Bulog Divre Provinsi NTT, Eko Pranoto, kepada wartawan di Kupang, Selasa (24/9).

Dia mengatakan, penyaluran beras mulai dilakukan secara masif di seluruh NTT melalui kegiatan peluncuran ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) yang dilakukan serentak secara nasional pada hari ini (Selasa, 24/9).

Baca juga: Stok beras yang dikuasi Bulog NTT masih melimpah
Baca juga: 10 ton beras untuk petani Manggarai Barat yang gagal panen

Pasokan beras tersebut, kata dia, disalurkan ke masyarakat melalui mitra-mitra pedagang, maupun penjualan langsung di pemukiman penduduk serta rumah-rumah ibadah.

Eko menjelaskan, beras yang salurkan tersebut dijual dengan harga Rp9.500 per kilogram dengan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp9.950 per kilogram sesuai sesuai Peraturan Menteri Perdagangan.

Sedang, HET untuk jenis beras premium di NTT sebesar Rp13.300 per kilogram tetapi pihaknya menjual dengan harga Rp9.600 per kilogram. "Kami tidak bisa menjual dengan harga mahal karena untuk pengendalian harga mengingat tren harga di pasaran yang mulai merangkak naik," katanya.

Eko mengatakan, penyaluran beras melalui kegiatan KPSH di provinsi berbasiskan kepulauan itu akan terus dilakukan secara masif hingga kondisi harga stabil. "KPSH ini akan terus kami gelar melalui semua sub divre di seluruh NTT sampai akhir tahun atau 31 Desember 2019," ujarnya.

Baca juga: Persediaan beras cukup untuk 3,7 bulan
Baca juga: Pasokan beras di NTT melimpah