Bulog NTT berhasil serap 510 ton beras dari petani lokal

id Bulog Divre NTT

Bulog NTT berhasil serap 510 ton beras dari petani lokal

Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Provinsi Nusa Tenggara Timur, Eko Pranoto, (ANTARA FOTO/Aloysius Lewokeda)

Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Provinsi Nusa Tenggara Timur berhasil menyerap sebanyak 510 ton beras dari petani lokal di wilayah provinsi berbasis kepulauan ini sejak Januari 2019.

Kupang (ANTARA) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Provinsi Nusa Tenggara Timur berhasil menyerap sebanyak 510 ton beras dari petani lokal di wilayah provinsi berbasis kepulauan ini sejak Januari 2019.

"Untuk tahun 2019 hingga saat ini kami baru serap sebanyak 510 ton beras lokal dari berbagai kabupaten di NTT," kata Kepala Bulog Divre Provinsi NTT, Eko Pranoto di Kupang, Jumat (10/5).

Menurut dia, penyerapan beras lokal ini masih sangat sedikit karena ada daerah potensial penghasil beras seperti Kabupaten Rote Ndao di Pulau Rote, justru mengalami kekeringan.

"Di Rote sebenarnya cukup banyak juga, waktu itu pernah terserap 3.000 ton dan dimanfaatkan untuk penyaluran Bansos Rastra di Kabupaten Kupang, tapi saat ini kurang karena kekeringan," katanya.

Ia menambahkan Bulog NTT uga melakukan penyerapan beras lokal dari sejumlah kabupaten di NTT seperti Manggarai Barat, Manggarai, Ngada, Ende, Sikka, Sumba Timur, Sumba Barat, dan Kupang.

Menurut Eko, meskipun penyerapan dari petani lokal masih rendah, namun cadangan beras pemerintah yang ada di gudang Bulog saat ini masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat hingga empat bulan ke depan.

Saat ini, Bulog NTT memiliki cadangan beras sebanyak 34.000 ton yang akan dijual kepada masyarakat melalui kegiatan operasi pasar selama berlangsungnya bulan suci Ramadhan 1440 Hijriyah dengan harga Rp9.000/kg untuk beras medium dan Rp10.600/kg untuk beras premium.

Baca juga: Stok beras aman hadapi bulan suci Ramadhan
Baca juga: Penyerapan beras lokal didominasi Manggarai