Kupang (Antara NTT) - Pertumbuhan koperasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur selama periode lima tahun terakhir (2011-2016) meningkat pesat yakni mencapai 2.140 unit jika dibandingkan dengan periode 1959-2010 yang hanya mencapai 1.917 koperasi.
"Sekarang, pertumbuhan koperasi di NTT sudah mencapai 4.037 unit atau bertambah 2.140 koperasi selama kurun waktu lima tahun terakhir ini," kata Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Nusa Tenggara Timur Wayan Darmawa kepada Antara di Kupang, Rabu.
Dia mengemukakan hal itu, menjawab pertanyaan seputar perkembangan pembangunan koperasi di provinsi berbasis kepulauan itu, selama periode lima tahun terakhir ini.
Artinya, kalau dibandingkan dengan pembangunan koperasi selama 52 tahun NTT berdiri, dengan lima tahun terakhir, mengalami peningkatan yang sangat luar biasa.
Selain itu, sebaran desa/kelurahan juga meningkat signifikan yakni mencapai 2.364 desa/kelurahan jika dibanding tahun 2010 hanya tersebar pada 765 desa/kelurahan.
Begitu pun aset koperasi, dimana pada tahun 2010 mencapai Rp1.442 triliun, sekarang asetnya terus meningkat menjadi Rp6.253 triliun pada tahun 2016 atau melampaui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) NTT sebesar Rp4,7 triliun.
"Hal yang paling menggembirakan juga karena jumlah modal sendiri koperasi terus meningkat dan tercatat pada tahun 2016 lebih dari Rp3 triliun," katanya.
Sementara serapan tenaga kerja di koperasi-koperasi yang tersebar di hampir seluruh desa/kelurahan di NTT sekitar 8.000 orang.
Menurut dia, saat ini pemerintah menghentikan sementara pendirian koperasi baru dan mulai fokus melakukan pembenahan terhadap koperasi-koperasi yang sudah ada.
"Pak gubernur minta supaya dihentikan dulu pembangunan koperasi baru tapi bagaimana membantu meningkatkan mutu, kualitas dari koperasi yang sudah ada, supaya bisa berkembang lebih baik lagi," katanya.