Tiap tahun 15.000 hektare hutan di NTT rusak

id kebakaran hutan

Tiap tahun 15.000 hektare hutan di NTT rusak

Kebakaran melanda kawasan hutan di Gunung Ile Mandiri, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, September 2019 lalu. (ANTARA FOTO/HO-Roland Tuanaen)

"Kita mengalami masalah yang serius soal kerusakan hutan di NTT karena setiap tahun jumlah hutan yang rusak mencapai 15.000 hektare," kata Riwu Kaho..
Kupang (ANTARA) - Ahli Bidang Daerah Aliran Sungai (DAS) dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Dr Michael Riwu Kaho mengatakan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menghadapi masalah serius akibat kerusakan lingkungan setiap tahun.

"Kita mengalami masalah yang serius soal kerusakan hutan di NTT karena setiap tahun jumlah hutan yang rusak mencapai 15.000 hektare," kata Riwu Kaho di Kupang, Kamis (28/11).

Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) NTT itu mengatakan bahwa upaya pemulihan hutan yang dilakukan pemerintah juga hanya mencakup 3.000  hektare lahan setiap tahun, tidak sebanding dengan laju kerusakan hutan yang terjadi.

Menurut dia, hasil-hasil penelitian ilmiah menunjukkan bahwa kawasan hutan di NTT mungkin tinggal tersisa lima sampai enam persen saja pada kurun antara tahun 2040 sampai 2050.

Baca juga: Karhutla kembali melanda Ile Mandiri di Larantuka
Baca juga: Tercatat 136 titik panas di NTT


"Dengan begitu kemampuan kita menangkap air akan menurun drastis karena pohon-pohon untuk memproses air itu semakin habis akibat kerusakan hutan dan lahan," katanya.

"Kalau ini terjadi maka tentu akan memperparah ketersediaan air kita karena pulau-pulau kita di NTT ini 98 persen di antaranya sangat kecil," ia menambahkan.

Dosen Fakultas Peternakan dan Pasca Sarjana Undana Kupang itu mengatakan, selama musim kemarau panjang kebakaran menimbulkan banyak kerusakan hutan dan lahan.

"Bahkan setiap tahun kita di NTT selalu pada deretan atas daerah dengan titik panas terbanyak di Indonesia," katanya.

Ia berharap pemerintah daerah memprioritaskan penanganan kerusakan hutan dan lahan dan meningkatkan upaya pemulihan hutan dan lahan yang rusak, termasuk penanaman pohon yang bisa mendatangkan berbagai manfaat.

Baca juga: Lapan : 65 titik panas ada di NTT
Baca juga: Karhutla masih berpotensi terjadi di NTT