Perbankan di Flores Timur diminta permudah KUR

id kredit usaha rakyat

Perbankan di Flores Timur diminta permudah KUR

Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli. (ANTARA FOTO/Bernadus Tokan)

"Masyarakat kita harus bisa diperdayakan lewat KUR dan lain-lain. Jika tidak ada kemuduhan dalam pemberian KUR maka kehidupan masyarakat kita tetap stagnan," kata Agustinus Payong Boli..
Kupang (ANTARA) - Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli meminta perbankan yang beroperasi di wilayah kerjanya untuk memberikan syarat yang meringankan serta kemudahan-kemudahan lainnya saat melakukan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR).

"Masyarakat kita harus bisa diperdayakan lewat KUR dan lain-lain. Jika tidak ada kemudahan dalam pemberian KUR maka kehidupan masyarakat kita tetap stagnan," katanya saat dihubungi Antara dari Kupang, Selasa (4/2).

Artinya, kata Payong Boli, rakyat Flores Timur juga ikut mengembangkan dan menentukan pertumbuhan perbankan lewat simpanan mereka di bank tersebut.

"Jika tidak ada kemudahan buat rakyat saat meminjam KUR, apa gunanya fungsi bank tersebut? Ini yang saya harapkan agar bank tidak hanya memberikan kredit kepada pihak pengusaha saja," ujarnya.

Ia mengatakan setelah kredit dicairkan pihak perbankan kepada usaha kecil dan menengah (UKM) juga ikut membina agar usaha masyarakat dapat berkembang sehingga mampu membayar angsuran," katanya.

Baca juga: Penyaluran KUR di NTT baru mencapai 26 persen

Hal itu dikatakannya menanggapi keluhan perbankan terkait semakin suburnya Koperasi Simpan Pinjam Harian (KSPH) di Flores Timur yang dinilai membebani rakyat setempat.

Hampir saban hari, Wabup Agus Boli berada di lapangan, dan menemukan fenomena unik yakni masyarakat lebih percaya pinjam di koperasi harian daripada di perbankan yang rumit dan terlalu formil.

Untuk mengajukan pinjaman, misalnya, mesti harus ada jaminan SK, sertifikat, jaminan usaha sudah sedang berjalan dan surat-surat berharga lainnya.

"Kalau masyarakat yang baru mau berencana usaha, lalu disuruh tunjuk terdahulu usaha yang lagi berjalan. Ini tidak mungkin," katanya.

Atas dasar ini, masyarakat tampaknya lebih memilih koperasi ketimbang perbankan, sebab di koperasi harian, masyarakat diberikan kemudahan syarat pinjamannya, dan lebih didasarkan pada kepercayaan.

Menurut dia, ada masyarakat yang mungkin hanya membutuhkan pinjaman sebesar Rp1 juta, untuk beli bawang dan menjualnya di pasar. Pinjaman ini sulit diperoleh melalui perbankan, tapi lewat koperasi harian dengan mudah diperoleh.

"Masyarakat juga merasa nyaman karena pelayanan tagihan di mana saja bisa, tidak harus mereka ke kantor. Hal-hal inilah yang membuat masyarakat tertarik pada koperasi harian," katanya.

Oleh karena itu, lanjutnya, perbankan harus bisa  memadukan manajemen formil perbankan dan non formil koperasi supaya masyarakat tertarik ke perbankan.

Baca juga: Peternak Sapi Sulit Akses KUR