NTT fokus pada masalah kekerdilan dan kemiskinan

id Viktor

NTT fokus pada masalah kekerdilan dan kemiskinan

Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat. (ANTARA FOTO/HO-Humas Setda NTT)

Persoalan kekerdilan di tiga kabupaten itu telah menjadi beban bagi pemerintah NTT sehingga perlu dilakukan berbagai intervensi program guna mengatasinya..
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur akan fokus pada upaya mengatasi persoalan kekerdilan (stunting) dan kemiskinan di Kabupaten Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan (TTS) dan Kabupaten Kupang yang memiliki kasus tertinggi.

Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat di Kupang, Senin (17/2), mengatakan, persoalan kekerdilan di tiga kabupaten itu telah menjadi beban bagi pemerintah NTT sehingga perlu dilakukan berbagai intervensi program guna mengatasinya.

"Apabila melihat jumlah penderita kekerdilan dan jumlah warga miskin di tiga kabupaten itu sangat tinggi sehingga menjadi beban bagi pemerintah NTT yang perlu segera di atasi," kata Laiskodat.

Dalam kunjungan kerjanya selama tiga hari di tiga kabupaten itu terungkap bahwa persoalan kemiskinan dan kekerdilan masih banyak dialami warga setempat.

Baca juga: Peneliti : Tidak semua orang pendek itu menderita kekerdilan
Baca juga: Kalbe Nutritionals laporkan hasil riset tentang kekerdilan di NTT


Gubernur Laiskodat berharap pimpinan OPD lingkup Pemprov NTT serius dalam mengurus kekerdilan dan kemiskinan, khususnya di tiga kabupaten yang ada di Pulau Timor itu.

"Kami minta pimpinan OPD serius karena NTT termasuk yang tertinggi di Indonesia. Kalau tiga kabupaten ini diterapi dengan baik maka akan berdampak terhadap provinsi ini," katanya.

Dia mengkritisi kebiasaan ASN di provinsi berbasis kepulauan yang sering menggelar rapat dengan biaya tinggi namun tanpa hasil yang baik.

"Biaya rapatnya banyak tetapi tidak ada hasil. Saya minta Sekda NTT agar serius urus masalah kekerdilan dan kemiskinan itu," demikian Gubernur Viktor Laiskodat.*

Baca juga: Kemenkes: Stunting di NTT dipengaruhi persoalan kompleks
Baca juga: NTT-UNICEF tangani masalah kekerdilan