Meningkat, ruang kelas SD di Indonesia yang rusak

id Ruang kelas rusak

Meningkat, ruang kelas SD di Indonesia yang rusak

Inilah profil SDN Onitua di Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur yang mendapat bantuan perbaikan dari Lembaga Amal asal Taiwan, Tzu Xing Foundation melalui YAPPIKA-ActionAid dan Bengkel APPeK selaku fasilitator. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

“Trend kerusakannya menunjukkan adanya peningkatan, dan ini benar-benar mengagetkan kenapa bisa terjadi demikian,” kata Fransiska Fitri..
Kupang (ANTARA) - Direktur Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif, dan Kemitraan Masyarakat Indonesia (YAPPIKA)-ActionAid Fransiska Fitri mengemukakan jumlah ruang kelas SD di Indonesia yang rusak terus meningkat, yakni dari hanya 174.000 pada 2016 naik menjadi lebih dari 200.000 ruangan pada 2019.

“Trend kerusakannya menunjukkan adanya peningkatan, dan ini benar-benar mengagetkan kenapa bisa terjadi demikian,” kata Fransiska Fitri dalam percakapannya dengan Antara di Kupang, Rabu (26/2).

Pihaknya menilai meningkatnya ruang kelas pendidikan dasar yang rusak itu akibat adanya sistem yang tidak bekerja dengan baik seperti dari sisi sosial maupun pemerintahan di daerah-daerah.

"Kondisi ini yang mendasari YAPPIKA-ActionAid bersama Bengkel APPeK (Advokasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kampung) serta berbagai mitra lainnya menghadirkan program sekolah aman terutama pada tingkat SD," katanya.

Fransiska menjelaskan, lewat program sekolah aman, pihaknya bekerja sama dengan sekolah-sekolah yang kondisi bangunannya rusak maupun sekolah darurat melakukan berbagai upaya perbaikan.
Siswa Sekolah Dasar Negeri Samudrajaya 04 memindahkan kursi belajar dari ruang kelas yang atap rusak di Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (3/2/2020). (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/wsj).
“Kami menyasar langsung ke komunitas sekolah karena menurut kami mereka cukup kuat terutama dari sisi saling bekerja sama karena sudah terbukti ketika ada bantuan dana maka semua berpartisipasi melakukan perbaikan,” katanya.

Fransiska mencontohkan seperti perbaikan ruangan SDN Dendeng di Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT melalui bantuan sektor di luar pemerintah yaitu Lembaga Amal Tzu Xing Foundation Taiwan yang dikerjakan dengan metode swakelola oleh pihak sekolah dan masyarakat setempat.

Selain SDN Dendeng, bantuan perbaikan maupun pembangunan baru ruang kelas serta unit kesehatan sekolah dan toilet juga diberikan untuk sejumlah SD lain di Kabupaten Kupang seperti SDN Onitua, SDI Raknamo, dan SDN Bimous.

Dia berharap bantuan perbaikan ruangan sekolah dari pihak non pemerintah seperti ini dapat mendorong pemerintah daerah untuk mengalokasikan anggaran yang memadai guna membenahi kondisi sekolah di daerahnya masing-masing.

“Tentu kita semua sama-sama menginginkan agar anak-anak SD sebagai penerus bangsa bisa belajar di tempat yang aman dan nyaman dari segala potensi bahaya yang mengancam,” katanya.
Warga melihat kerusakan ruang kelas 3 MTs Negeri 12 Desa Nglele yang rusak diterjang angin kencang di Kecamatan Sumobito, Jombang, Jawa Timur, Minggu (1/12/2019). (ANTARA FOTO/Syaiful Arif/aww).