Masyarakat tak boleh terpengaruh dengan informasi COVID-19 di medsos

id virus corona

Masyarakat tak boleh terpengaruh dengan informasi COVID-19 di medsos

Seorang petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sedang mengecek suhu tubuh penumpang pesawat yang baru turun di terminal kedatangan domestik Bandara El Tari Kupang NTT, Rabu (04/03/20). (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha).

Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara mengimbau warganya untuk tidak terpengaruh dengan berbagai macam informasi terkait virus corona (COVID-19) yang beredar di media sosial saat ini.
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara mengimbau warganya untuk tidak terpengaruh dengan berbagai macam informasi terkait virus corona (COVID-19) yang beredar di media sosial saat ini.

"Saya ingin menyampaikan bahwa masyarakat harus mencermati setiap informasi yang beredar di berbagai media dan media sosial secara benar sehingga tidak ikut menyebarkan informasi yang salah," kata Bupati Timor Tengah Utara Raymundus Fernandes kepada pers di Kupang, Kamis (5/3).

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan maraknya informasi yang beredar di media sosial dan informasi pesan berantai yang menyebutkan bahwa beberapa orang di Kota Kupang diduga telah mengidap virus COVID-19.

Hal tersebut kemudian membuat kepanikan dalam masyarakat, tidak hanya di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, tetapi juga di Kefamenanu, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Utara yang berbatasan langsung dengan wilayah kantung (enclave) Timor Leste, Oecusse.

Fernandes juga mengatakan bahwa sebagai bagian dari antisipasi pencegahan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Wini dan Napanj yang berbatasan dengan Oecusse, pihaknya juga sudah memasang alat pengukur suhu tubuh (Thermal Scanner)
Petugas memeriksa suhu tubuh pengunjung pusat perbelanjaan Plaza Indonesia di Jakarta, Kamis (5/3/2020). Pemeriksaan suhu tubuh tersebut merupakan upaya untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/pras).
Raymundus mengatakan bahwa kepanikan yang berlebihan bisa mengakibatkan banyak orang takut untuk keluar rumah, ataupun bepergian ke mana-mana.

"Rasa takut yang berlebihan, bisa membuat aktivitas perekonomian lumpuh. Tentunya ini bermula dari tidak adanya penyaringan informasi yang benar melalui media sosial," ujar dia.

Ia menambahkan bahwa berhati-hati dan waspada itu penting, namun jangan sampai terlalu takut kemudian mengakibatkan pembelian kebutuhan pokok yang berlebihan seperti yang terjadi di Jakarta.

Selain itu juga, ia mengimbau agar apotek-apotek yang ada di kabupaten itu tidak perlu resah kemudian menjual masker atau alat antiseptik dengan harga yang tinggi.

Ia pun mengimbau warganya untuk tetap hidup sehat, hidup bersih sehingga terhindar dari berbagai penyakit, salah satunya adalah virus mematikan COVID-19 yang kini sudah sampai ke Indonesia.
Telpom center tanggap corona 112/119 (ANTARA/HO-dok)