Enam pelajar Sikka dalam pemantauan setelah kembali dari Jepang

id Pelajar sikka,covid-19,ntt,kupang,maumere

Enam pelajar Sikka dalam pemantauan setelah kembali dari Jepang

Sebanyak enam pelajar yang baru pulang dari Jepang usai mengikuti program pertukaran pelajar Asia Kakehashi Project selama delapan bulan, tiba di Bandara Frans Seda, Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu (11/3/2020). (FOTO ANTARA FOTO/Kornelis Kaha).

"Komunikasi dengan para pelajar itu akan dilakukan setiap saat, dan pemantauan akan dilakukan juga setiap hari, karena memang kontak keluarga dan para pelajar itu sudah kami pegang," katanya.
Kupang (ANTARA) - Sebanyak enam pelajar dari SMA Frateran Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), peserta program pertukaran pelajar Asia Kakehashi Project ke Jepang yang tiba di Maumere Rabu, (11/3) sore akan tetap dipantau oleh petugas medis di daerah itu.

Pelaksana Tugas Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka Petrus Herlemus kepada ANTARA di Maumere, Rabu malam mengatakan bahwa keenam pelajar itu dalam kondisi sehat wal afiat namun akan menjalani masa pemantauan selama 14 hari ke depan.
Baca juga: Pemkab Sikka tingkatkan pengawasan terhadap WNA

"Mereka semua sehat-sehat saja, dan tak ada indikasi terjangkit COVID-19. Karena memang sebelum kembali ke Sikka mereka sudah melalui screening di Jepang saat berangkat, dan saat tiba di Bandara Soekarno Hatta di Banten juga mereka sudah menjalani 'screening' dan dinyatakan sehat," katanya.

Ia menjelaskan saat ini enam pelajar yang baru tiba dari Jepang itu dipulangkan ke rumahnya masing-masing, dan selama berada di rumah masing-masing mereka dilarang untuk keluar atau beraktivitas di luar rumah.
 
Petugas Karantina Kesehatan Pelabuhan (KKP) Maumere menyemprotkan desinfektan ke tubuh satu dari enam pelajar yang baru pulang dari Jepang usai mengikuti program pertukaran pelajar Asia Kakehashi Project selama delapan bulan saat tiba di Bandara Frans Seda, Maumere,Kabupaten Sikka, NTT, Rabu (11/3/2020). (FOTO ANTARA/Kornelis Kaha).


Petrus juga menjelaskan bahwa saat berada di rumah nanti proses pemantauan akan dilakukan setiap hari dan tentu saja akan sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Komunikasi dengan para pelajar itu akan dilakukan setiap saat, dan pemantauan akan dilakukan juga setiap hari, karena memang kontak keluarga dan para pelajar itu sudah kami pegang," katanya.

Jika dalam masa proses pemantauan itu ada perubahan dalam diri salah satu pelajar atau beberapa pelajar yang datang dari Jepang itu, kata dia, maka akan langsung ditangani.

Ia menjelaskan bahwa RSUD TC Hillers Maumere sudah disiapkan untuk menjadi tempat observasi bagi pasien terduga COVID-19 di mana dua ruangan juga sudah disiapkan dengan jumlah tempat tidur berjumlah empat unit.
Baca juga: Masyarakat tak boleh terpengaruh dengan informasi COVID-19 di medsos

Sementara itu Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka dr Clara J Francis yang ditemui usai pemeriksaan kesehatan terhadap keenam pelajar itu mengatakan bahwa semuanya dalam kondisi sehat dan segar bugar. "Hasil pemeriksaan hari ini semuanya dalam keadaan sehat," katanya.

Ia menjelaskan para pelajar itu tiba di Indonesia pada Senin (9/3) dan baru bisa terbang ke Maumere pada Rabu (11/3) siang. Proses pemeriksaan kesehatan sudah dilakukan sesuai dengan prosedur dan UU Karantina no 6 tahun 2018.