Kupang (Antara NTT) - Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur mendorong pemanfaatan kuda sebagai sarana transportasi bagi para wisatawan yang berkunjung ke daerah tujuan wisata di wilayah provinsi berbasis kepulauan ini.
"Pemanfaatan ternak kuda ini kita sudah konsepkan agar menjadi sarana transportasi bagi wisatawan yang berkunjung ke destinasi seperti di Pulau Sumba, Flores, Timor dan lainnya," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu saat dihubungi Antara di Kupang, Senin.
Menurutnya, potensi ternak kuda di Nusa Tenggara Timur cukup menjanjikan sehingga konsep untuk menjadikannya sebagai sarana transportasi bagi wisatawan bukanlah sesuatu yang muluk-muluk.
Dengan demikian, katanya, dapat memberi manfaatkan ekonomi bagi pemilik ternak kuda di daerah wisata.
"Ini bisa difasilitasi lewat agen perjalanan wisata setempat, tinggal kuda-kuda itu dihiasi dengan baik dan disediakan pula pakaian adat untuk wisatawan kemudian kita jual sebagai paket wisata," katanya.
Di sisi lain, katanya, ternak kuda merupakan sarana transportasi yang efektif terutama menjangkau wilayah pelosok yang indah dan unik namun belum tereksplorasi secara baik karena sulit dijangkau dengan mobil maupun sepeda motor.
Ia menyebutkan, Kampung Adat Bena, Waerebo, dan Persawahan Cancar berbentuk menyerupai jaring laba-laba di Pulau Flores, bisa dikunjungi wisatawan menggunakan sarana transporortasi berupa kuda.
Manurut Marius, jenis wisata berkuda itu menjadi unik sesuai trend selera wisatawan yang menyukai hal-hal khas dan menantang dengan menunggangi kuda melewati medan berbukit sambil menikmati panorama alam setempat.
"Misalnya satu keluarga yang berwisata dan ingin menunggangi kuda beramai-ramai tentu akan menjadi kesenangan tersendiri buat mereka," katanya.
Sekarang, tinggal pelaku pariwisata bekerja sama dengan masyarakat pemilik kuda untuk pemandu mereka saat mendampingi para wisatawan.
Marius mencontohkan, pengembangan wisata berkuda yang bisa mendatangkan keuntungan ekonomi bagi masyarakat di daerah wisata seperti Wisata Gunung Bromo, Jawa Timur melalui penyewaan kuda.
Untuk itu, menurutnya, keuntungan ekonomi melalui jasa transportasi sebagai bagian dari kemajuan pariwisata perlu dimanfaatkan pemerintah daerah setempat untuk mendukung perekonomian masyarakatnya.
Semakin banyak jenis wisata yang ditawarkan, katanya, akan menambah semarak sektor pariwisata NTT karena pada dasarnya sudah didukung dengan keindahan alam dan budaya yang terus menarik arus kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara.
"Tidak hanya di Pulau Flores, Sumba, dan Timor, tapi kita mendorong semua pemerintah daerah agar bisa mengkondisikan untuk mendukung perekonomian masyarakat," katanya.