Presiden Jokowi minta jajaran pemerintah pastikan suplai alat kesehatan
..Dicek berkaitan ventilator, APD, jangan sampai ada yang mengeluh kekurangan. Agar suplai betul-betul dilihat sehingga tidak ada keluhan di bawah.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meminta jajaran pemerintah memastikan suplai alat kesehatan untuk keperluan penanganan pasien COVID-19 seperti ventilator dan alat pelindung diri (APD) bagi petugas medis.
"Dicek berkaitan ventilator, APD, jangan sampai ada yang mengeluh kekurangan. Agar suplai betul-betul dilihat sehingga tidak ada keluhan di bawah," katanya saat menyampaikan pengantar dalam Rapat Terbatas Laporan Tim Gugus Tugas COVID-19 melalui telekonferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin, (13/4).
Baca juga: 650 ribu APD hazmat didistribusikan ke seluruh provinsi
Presiden juga menginginkan jangkauan pemeriksaan menggunakan metode reaksi rantai polimerase (Polymerase Chain Reaction/PCR) diperluas supaya tidak sampai terjadi penumpukan pekerjaan pemeriksaan spesimen pasien, terutama di daerah episentrum wabah COVID-19.
Saat ini sudah dilakukan 26.500 pemeriksaan spesimen menggunakan metode PCR untuk mendeteksi infeksi virus corona tipe baru dan Presiden menginginkan setidaknya dapat dilakukan hingga 10.000 pemeriksaan menggunakan metode PCR setiap hari.
"Oleh karena itu saya sangat menghargai pengadaan 18 alat tes PCR yang dilakukan Kementerian BUMN, yang dalam minggu ini satu, dua, tiga alat itu sudah bisa di-install (pasang)," katanya.
Baca juga: 500 APD bantuan pusat tiba di Kupang
Ia menambahkan, apabila setiap alat itu bisa digunakan untuk melakukan 500 kali pemeriksaan sehari maka dengan 18 alat bisa dilakukan hingga 9.000 pemeriksaan spesimen menggunakan metode PCR setiap hari.
Baca juga: NTT distribusi 2.220 alat rapid test ke daerah
"Dicek berkaitan ventilator, APD, jangan sampai ada yang mengeluh kekurangan. Agar suplai betul-betul dilihat sehingga tidak ada keluhan di bawah," katanya saat menyampaikan pengantar dalam Rapat Terbatas Laporan Tim Gugus Tugas COVID-19 melalui telekonferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin, (13/4).
Baca juga: 650 ribu APD hazmat didistribusikan ke seluruh provinsi
Presiden juga menginginkan jangkauan pemeriksaan menggunakan metode reaksi rantai polimerase (Polymerase Chain Reaction/PCR) diperluas supaya tidak sampai terjadi penumpukan pekerjaan pemeriksaan spesimen pasien, terutama di daerah episentrum wabah COVID-19.
Saat ini sudah dilakukan 26.500 pemeriksaan spesimen menggunakan metode PCR untuk mendeteksi infeksi virus corona tipe baru dan Presiden menginginkan setidaknya dapat dilakukan hingga 10.000 pemeriksaan menggunakan metode PCR setiap hari.
"Oleh karena itu saya sangat menghargai pengadaan 18 alat tes PCR yang dilakukan Kementerian BUMN, yang dalam minggu ini satu, dua, tiga alat itu sudah bisa di-install (pasang)," katanya.
Baca juga: 500 APD bantuan pusat tiba di Kupang
Ia menambahkan, apabila setiap alat itu bisa digunakan untuk melakukan 500 kali pemeriksaan sehari maka dengan 18 alat bisa dilakukan hingga 9.000 pemeriksaan spesimen menggunakan metode PCR setiap hari.
Baca juga: NTT distribusi 2.220 alat rapid test ke daerah