Dinkes : Makanan Berbuka Harus Bersih

id Takjil

Dinkes : Makanan Berbuka Harus Bersih

Penjualan Makanan Tajil atau makanan pembuka. ( Antara Foto/Fikri Yusuf)

"Makanan maupun jajajan berbuka puasa yang dijual di berbagai sudut Kota Kupang supaya dikemas agar tidak terkena debu, sehingga masyarakat bisa mengkonsumsi makanan yang sehat,"



Kupang,  (AntaraNTT) - Dinas Kesehatan Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, mengimbau pedagang jajanan agar menjual makanan untuk berbuka puasa yang bersih dan tidak terkontaminasi debu yang dapat memicu penyakit diare.


"Makanan maupun jajajan berbuka puasa yang dijual di berbagai sudut Kota Kupang supaya dikemas agar tidak terkena debu, sehingga masyarakat bisa mengkonsumsi makanan yang sehat," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, dr. Ari Wijana di Kupang, Selasa.


Selama bulan puasa banyak pedagang yang menggelar pasar Ramadan dengan menjual berbagai jenis makanan dan kue untuk berbuka puasa yang selalu dipadati warga.


"Memang ada pedagang yang menjual jajajan untuk pembuka puasa tanpa kemasan dan petugas kesehatan sudah mengingatkan para pedagang itu agar mengemas makanan untuk menjaga kesehatan," kata dr. Ari.


Dia mengimbau para pedagang agar menjaga kebersihan tempat berjualan kebersihan dalam makanan yang dijual, apalagi NTT saat ini sedang dilanda angin kencang yang dapat menyebabkan makanan tercemar debu.


Berdasarkan pemantauan Dinas Kesehatan Kota Kupang lanjutnya, makanan berbuka puasa yang dijual pedagang di Kota Kupang tidak mengunakan zat berbahaya bagi kesehatan.


Selama bulan puasa Dinas Kesehatan juga melakukan pemeriksaan terhadap kebersihan di depo air minum isi ulang.


"Untuk air isi ulang kita memberikan sertifikat higienis. Setiap bulan kita melakukan pemeriksaan terhadap kualitas air yang ada. Kita sarankan warga untuk membeli air di depo-depo air minum yang mengantongi sertifikat higenis air dari Dinas Kesehatan Kota Kupang," kata dr. Ari.


Apabila pada hasil pemeriksaan ditemukan depo air minum isi ulang menjual air yang mengandung bakteri maka Dinas Kesehatan akan menutup sementara depo air isi ulang sambil meminta pengusahanya untuk membersihkan peralatanya sehingga bebas dari bakteri.


"Apabila hasil pemeriksaan laboratorium kesehatan air menyatakan air yang dijual sudah layak dikonsumsi maka kita memberikan lagi sertifikat higenitas air yang sebelumnya dibekukan sementara," kata dr. Ari.