Kapasitas tes usap COVID-19 di NTT masih rendah

id NTT,Dinas Kesehatan NTT,Tes usap, Swab test

Kapasitas tes usap COVID-19 di NTT masih rendah

Ilustrasi - Petugas medis menunjukkan hasil sampel saat tes swab di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (27/4/2020) (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Dari data yang kami dapatkan per 29 Juni kapasitas tes swab di satu-satunya laboratorium PCR di RSUD Johannes Kupang baru menghasilkan 37/100.000 penduduk

Kupang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan, kapasitas tes usap atau dikenal dengan swab test untuk mendeteksi penyakit virus corona jenis baru atau COVID-19 di provinsi saat ini masih rendah.

"Dari data yang kami dapatkan per 29 Juni kapasitas tes swab di satu-satunya laboratorium PCR di RSUD Johannes Kupang baru menghasilkan 37/100.000 penduduk, " kata Anggota Tim Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi NTT dari Dinas Kesehatan NTT, Dr Jeffrey Yap, dalam keterangan yang diterima di Kupang, Rabu, (8/7).

Baca juga: Pasien positif COVID-19 di NTT bertambah 2 jadi 121 orang

Artinya rata-rata kapasitas tes swab seperti ini untuk di NTT memang masih sangat rendah, katanya menegaskan.

Untuk itu, lanjut dia, Dinas Kesehatan provinsi sangat mendukung pembangunan laboratorium quantitative Polimerase Chain Reaction (qPCR) pool test yang sedang dipersiapkan tim Forum Academia NTT (FAN) yang akan dioperasikan di Klinik Pratama Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang.

"Kita berharap dengan adanya laboratoium biomolekuler dengan sistem pool test nantinya bisa lebih masif mendeteksi kerentanan wilayah," katanya.

Jeffrey Yap mengatakan, Dinas Kesehatan provinsi melalui kepala dinas telah memberikan dukungan kepada pihak tim FAN dengan mengalihfungsikan salah satu unit mobil UPT Laboratorium Kesehatan kepada tim FAN untk mobile swab.

Artinya, lanjut dia, kehadiran laboratorium ini sangat didambakan untuk meningkatkan kapasitas tes swab yang saat ini masih sangat rendah.

Baca juga: Displin kunci kesembuhan pasien COVID-19 di Kabupaten Sikka

"Jadi pada prinsipnya Dinas Kesehatan provinsi mendukung penuh kehadiran laboratorium qPCR untuk mempercepat penanganan COVID-19 di daerah ini," katanya.