Dorong Pengembangan Koperasi Untuk Tingkatkan PDRB

id Koperasi

Dorong Pengembangan Koperasi Untuk Tingkatkan PDRB

Ekonom Dr James Adam

Pemerintah harus terus mendorong pengembangan koperasi di Indonesia terutama di daerah untuk dapat meningkatkan Produk Regional Domestik Bruto (PDRB).
Kupang (Antara NTT) - Ekonom Dr James Adam mengatakan Pemerintah harus terus mendorong pengembangan koperasi di Indonesia terutama di daerah untuk dapat meningkatkan Produk Regional Domestik Bruto (PDRB).

"Koperasi telah menjadi sokoguru perekonomian sehingga perlu terus didorong untuk merealisasikan target-target pengembangan dalam upaya meningkatkan PDRB di daerah yang masih kesulitan meningkatkan kesejahteraan," katanya kepada Antara di Kupang, Jumat.

Anggota IFAD (International Fund for Agricultural Development) untuk program pemberdayaan masyarakat pesisir NTT itu membandingkan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB NTT hanya dua persen yang bisa ditingkatkan lagi jika sektor koperasi juga ikut didorong

"Saat ini sejumlah sektor yang tengah dikembangkan di NTT seperti konstruksi, pariwisata dan sektor pertanian yang merupakan mata pencaharian pokok sekitar 80 persen dari 5,03 total penduduk setempat yang paling banyak menyumbang angka kemiskinan di daerah ini," katanya.

Apabila sektor koperasi juga dikembangkan seiring dengan tekad pemerintah NTT menjadi daerah sebagai provinsi koperasi maka PDRB pasti meningkat drastis.

"Perlunya peningkatan kontribusi koperasi bagi PDB dan perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu," katanya.

Meskipun banyak koperasi kecil di daerah pedesaan yang saat ini sulit berkembang dan bersaing karena keterbatasan modal yang juga menjadi kendala peningkatan sumber daya manusia.

Apalagi dengan akses KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang sulit dari perbankan kepada usaha kecil mikro menengah (UKMK) membuat koperasi sulit berkembang dan kesejahteraan ekonomi semakin sulit digapai.

"Akhirnya koperasi kecil hanya menjadi kumpulan lidi-lidi kecil yang sulit menguat. Semangat dan mental enterprenuership anggotanya pun menjadi hilang karena tidak mendapat kepercayaan," katanya.

Mantan Dosen Ekonomi Universitas Kristen Artha Wacana Kupang ini mengatakan untuk menuju ke sana (menciptakan enterpreuner) memang banyak kendala di antaranya modal dan pangsa pasar. Namun apabila memiliki niat dan tekad yang kokoh, pasti ada jalan keluar.

"Banyak yang mengeluhkan sulitnya akses permodalan dari perbankan untuk pelaku ekonomi kreatif termasuk Koperasi dan usaha kecil menengah lainnya," katanya.

Menurut dia, hal itu disebabkan perbankan kesulitan menentukan nilai bisnis dan menghitung jaminan serta mengukur jumlah kemampuan pengembalian pinjaman.

"Untuk itu dibutuhkan dukungan pemerintah dan wakil rakyat dalam upaya mendorong lembaga penjamin kredit (LPK) agar memperkuat perekonomian masyarakat menengah ke bawah yang terhimpun dalam koperasi," demikian James Adam.