Kupang (ANTARA) - Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur akan menggelar Expo Kreatif Anak Negeri 2020 pada 16-17 September dalam rangka pemulihan ekonomi provinsi berbasis kepulauan itu melalui sektor usaha mikro kecil dan menengah.
Ketua Panitia Expo Kreatif Anak Negeri 2020 yang juga Plt Direktur Utama Bank NTT Hary Alexander Riwu Kaho kepada wartawan di Kupang, Kamis, (10/9) sore, mengatakan bahwa Expo Kreatif Anak Negeri 2020 itu akan menghadirkan para penjual dan pembeli dengan tujuan tetap menghidupkan usaha dari para pelaku UMKM.
"Dalam Expo ini semula kami akan siapkan 75 stan, tetapi karena dalam masa pandemi seperti ini maka hanya ada 50 stan yang kami siapkan. Ini demi mencegah penumpukan massa," katanya.
Baca juga: Momentum UKM NTT perkenalkan produk unggulan
Pelaksanaan expo yang akan berlangsung di gedung Milenium di Jalan Pasir Panjang , kata dia pada awalnya bermaksud menghadirkan para pembeli dari luar negeri seperti negara tetangga, Timor Leste dan Australia, namun juga karena pandemi maka pembelinya hanya berasal dari Kota dan Kabupaten Kupang saja.
Ia mengatakan kondisi perekonomian NTT memangsedang turun.Sejak Juni hingga Agustus 2020 terus mengalami deflasi, yakni keadaan yang menunjukkan penurunan harga suatu barang atau jasa terus menurun dalam kurun waktu satu tahun atau disebut resesi ekonomi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sejak Juli, NTT mengalami deflasi sebesar -0,32 persen dan Agustus kembali mengalami deflasi -0,71 persen.
Pada triwulan I dan II, NTT telah mengalami pertumbuhan negatif atau -1,96 persen. Hal tersebut menunjukkan adanya penurunan ekonomi yang dominan, diakibatkan adanya Covid-19 dan juga dipengaruhi oleh perubahan musim dengan komposisi tiga sektor sebagai potensi ekonomi yang mendorong perekonomian di NTT dari bidang pertanian, kehutanan dan perikanan.
Oleh karena itu untuk tetap mempertahankan perekonomian NTT agar normal kembali satu-satunya cara adalah membantu pelaku UMKM di NTT agar tetap jalan sehingga perputaran uang tetap terus berjalan.
Ia mengatakan bahwa pelaku usaha di NTT kurang lebih 99 persen adalah UMKM atau sejumlah 105.180 unit. "Ini adalah suatu kekuatan besar dalam arti kualitas dan kuantitas jika dikembangkan dengan baik. Kurang bergeliatnya sektor riil UMKM ini antara lain disebabkan oleh faktor pilihan "core business" /produk; manajemen; keuangan; market termasuk digitalisasi yang kurang ekspansif," tutur dia.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Koperasi Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Diskopnaketrans), Provinsi NTT, Sylvia Pekudjawang di tempat yang sama mengatakan bahwa daya beli masyarakat selama pandemi terhadap pelaku UMKM sangat minim.
Baca juga: Pemda NTT harap dana subsidi gaji untuk perbaikan ekonomi
"Oleh karena itu dalam program PEN, lebih dari Rp123 triliun khusus dialokasikan untuk UMKM, diantaranya untuk subsidi bunga, penempatan dana untuk restrukturisasi dan penyaluran kredit baru, penjaminan modal kerja dan juga insentif pajak untuk UMKM," tambah dia.
Jika pelaksanaan expo ini berjalan lancar, untuk kali berikutnya tidak hanya melibatkan Kota Kupang dan Kabupaten Kupang saja tetapi juga kabupaten lainnya di NTT.