Tapi kini, jalan yang lebarnya 2 meter lebih itu sudah berubah wajah. Walaupun hanya sebatas pengerasan saja namun sudah layak untuk dilalui oleh warga yang ingin memanfaatkan jalan itu untuk membawa hasil laut ke desa.
"Syukurlah sekarang jalanan dari kawasan pantai sudah ada sehingga kami bisa membawa hasil tangkapan ikan dari pantai menuju ke pasar saat hari pasar," kata Alfred Neno, warga desa Kifu.
Menurut dia, selama ini hasil tangkapan ikan hanya tangkap dan dikonsumsi oleh keluarga karena memang para nelayan di desa itu bingung untuk membawa dan menjualnya ke mana karena tak ada jalan.
Desa Kifu adalah desa yang sangat terisolir dan belum tersentuh oleh pembangunan dari pemerintah Kabupaten Kupang.
Pasalnya, untuk menuju ke desa yang jaraknya mencapai 50 kilometer itu harus ditempuh dalam waktu 11 sampai 12 jam perjalanan karena kondisi jalannya sangat memprihatinkan.
Belum lagi untuk mencapai desa tersebut harus melewati sungai hidup yang jumlahnya bisa mencapai 20-an sungai tanpa jembatan penghubung.
Namun kini, pria berusia 50 tahun itu bersyukur, karena desanya sekarang sudah berubah setelah ada program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), yang dulu bernama ABRI Masuk Desa (AMD) itu.
Pembukaan dan pengerasan jalan merupakan satu dari beberapa program yang dilakukan dalam TMMD ke-99 di wilayah perbatasan antara Indonesia Oeccuse Timor Leste itu.
Desa Kifu adalah salah satu desa yang menjadi program masuknya kegiatan itu, selain Desa Netemnanu Selatan.
Kodim 1604/Kupang dinilai berjasa dalam pembukaan dan pengerasan jalan tersebut karena membantu memperlancar ekonomi masyarakat di desa tersebut.
Khusus di kedua desa berpenghuni sekitar 2.800-an jiwa tersebut, 125 prajurit TNI sejak 4 Juli hingga 2 Agustus 2017 berada di kampung itu untuk bekerja membangun infrastruktur demi kesejahteraan rakyat.
TNI yang membangun di desa Kifu dan Netemnanu Selatan menginap di rumah warga selama satu bulan penuh, sebab jarak yang ditempuh untuk kembali ke Kupang juga sangat jauh.
Satuan yang ikut dalam TMMD ke-99 di wilayah perbatasan itu dari Kodim 1604/Kupang serta personel dari Yonif 743/PSY yang memang bermarkas di Kupang.
Selain membuka dan mengeraskan jalan, tentara bersama warga bahu-membahu membangun rumah ibadah serta rumah bagi pendeta dan pastor di desa Netemnanu Selatan.
Tak itu saja, keakraban antara warga dan tentara semakin terasa saat aktif dalam penyuluhan terkait wawasan kebangsaan, penyuluhan kesehatan dan sanitasi, penyuluhan bahaya narkoba, pengobatan gratis, hingga penyuluhan keamanan lingkungan.
Tak hanya Alfred, Mias, warga desa Netemnanu Selatan, juga mengaku bahwa keberadaan TNI sendiri sangat membantu.
Desa Netemnanu Selatan yang pada awalnya sepi, kini menjadi desa yang ramai dengan kehadiran TNI di wilayah perbatasan yang memang terisolir dan tidak pernah dimasuki oleh kendaraan umum akibat kondisi jalan yang rusak.
"Keberadaan TNI di desa ini memberikan rasa nyaman, kemudian ada hiburan setiap malamnya saat masih ada kegiatan TMMD. Namun saat ini sudah sepi lagi," ujarnya sambil tersenyum.
Ia pun mengucapkan terima kasih karena baik TNI dan pemerintah sudah mau membantu masyarakat setempat dengan membuka jalan dan pengerasan jalan, serta membangun rumah ibadah di kedua desa itu.
TMMD Perbatasan
Pada 1980, Panglima ABRI kala itu Jenderal TNI M. Yusuf mencetuskan program ABRI masuk Desa (AMD) yang ditujukan membantu masyarakat desa menyelesaikan setiap permasalahan di desa khususnya di pelosok-pelosok daerah, sekaligus memaksimalkan potensi desa karena merupakan sumber penyuplai bahan-bahan pangan nasional serta sebagai sumber ketenagakerjaan.
Dalam perkembanganya, dari waktu ke waktu program ini mendapat tempat dan respons positif, baik dari pemerintah selaku penyedia anggaran dan masyarakat yang langsung merasakan kemanfaatannya.
Seiring dengan perubahan nama ABRI menjadi TNI usai berpisahnya institusi Polri di luar Kementrian Kementerian Pertahanan, maka AMD berubah namanya menjadi TNI Manunggal Membangun Desa atau TMMD.
Urgensi TNI saat ini dibagi menjadi dua bagian yakni membantu kesejateraan masyarakat seperti membangun jalan, membuka lahan pesawahan, serta kegiatan sosial lainnya.
Kemudian ada juga dari aspek keamanan juga TNI masih tetap mempunyai peran itu karena dari sanalah TNI dibangun untuk menjaga petahanan NKRI
Kedua aspek tersebut menurut Komandan Kodim 1604/Kupang Kolonel Inf Endarwan Yansori menjadikan TMMD sebagai prigram terpelihara ditunggu-tunggu masyarakat di kawasan yang terisolasi seperti desa Kifu dan Netemnanu Selatan.
Kondisi jalan menuju ke dua desa tersebut menjadi kendala dalam TMMD ke-99 di kedua desa itu. Belum lagi ditambah dengan kondisi jaringan telekomunikasi yang tidak bisa digunakan.
Prajurit-prajurit TNI yang diberangkatkan ke wilayah TMMD itu juga menurutnya enggan untuk berangkat, karena kondisi jalan yang sangat memprihatinkan.
Namun karena hal tersebut dalam rangka membantu masyarakat maka prajurit-prajurit itu tetap berjuang menuju ke lokasi tersebut.
"Kendala yang lain adalah kesulitan dalam mendatangkan berbagai meterial yang dibeli oleh pemerintah untuk pembangunan. Hal ini membuat kami harus memutar otak agar bisa mendatangkan material tersebut," tambahnya.
Tak hanya itu jaringan telekomunikasi yang sulit membuat berbagai informasi soal pembangunan dan berbagai kekurangan harus dikirim melalui kurir seperti saat zaman-zaman peperangan.
"Tetapi kami bersyukur bahwa semua pembangunannya berjalan dengan baik dengan usaha yang maksimal dari TNI dan masyarakat," ujarnya.
Apalagi masyarakatpun ikut dalam berbagai pembangunan di kedua desa itu, dan hal tersebut semakin menguatkan kemanunggalan antara TNI dengan rakyat khususnya di wilayah perbatasan.
Kegiatan TMMD bersifat fisik dan nonfisik, yaitu berupa pembangunan infrastruktur yang langsung menyentuh kebutuhan hidup masyarakat, serta sebagai sarana penyadaran masyarakat terhadap pentingnya kehidupan berbangsa maupun bernegara.
Pemilihan desa Kifu dan Netemnanu Selatan sebagai kawasan TMMD, menurut dia, karena selain kawasan itu terisolir namun juga sebelumnya tidak terlepas dari usulan dari desa yang kemudian dibahas di kecamatan dan diteruskan ke tingkat kabupaten Kupang.
Dalam kegiatan TMMD juga berbagai dana dibagi menjadi dua. Untuk makan dan akomodasi TNI semuanya berasal dari Mabes TNI namun untuk berbagai material semuanya berasal dari pemerintah Kabupaten Kupang.
Dukungan Pemda
Secara resmi, TMMD ke-99 di Kabupaten Kupang dibuka oleh Wakil Bupati Kupang Korinus Masneno yang dihadiri oleh seluruh masyarakat di daerah itu.
Korinus menilai bahwa selama beberapa tahun terakhir TNI sudah banyak membantu pemerintah Kabupaten Kupang mlalui TMMD.
Ia menyampaikan terima kasih kepada TNI telah membantu membangun dua desa di Kabupaten Kupang, dalam program TMMD karena membuktikan bahwa TNI dekat dengan masyarakat sekaligus mengurangi kesenjangan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan.
"TMMD memberikan dampak terciptanya kemanunggalan antara TNI dengan rakyat apalagi masyarakat di kawasan perbatasan yang memang terisolir dari pembangunan," tuturnya.
Masyarakat tentu akan merasa simpati dan percaya jika TNI terus membantu masyarakat dalam hal kehidupan ekonomi dan pembangunan.
Gubernur NTT Frans Lebu Raya juga mengatakan bahwa TNI saat ini sudah banyak berbeda dan banyak membantu masyarakat.
"Di NTT sendiri sudah banyak sawah yang di cetak, membantu penyerapan gabah petani dan berbagai hal postif lainnya yang memberikan dampak postif bagi institusi ini," tuturnya.
Kehadiran Negara
Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa mengatakan kehadiran TNI dalam kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di kawasan terisolir di dua kabupaten di NTT menunjukkan kehadiran negara di tengah masyarakat.
"Kegiatan TMMD merupakan bukti negara hadir di tengah masyarakat khususnya di daerah-daerah yang terisolir. Dan kegiatan ini juga dilakukan dalam rangka membantu pemerintah daerah meningkatkan kesejateraan masyarakat," ujarnya.
TMMD tahun 2017 digelar di dua kabupaten yakni di Kabupaten Sumba Barat Daya tepatnya di Desa Mata Lombu, Kecamatan Wewewa Tengah dan di Kabupaten Kupang di Desa Netemnanu serta di Desa Kifu Kecamatan Amfoang Timur. Di dua kabupaten itu ada beberapa sasaran yang menjadi tujuan dari TMMD.
Khusunya untuk di Sumba Barat Daya ada beberapa sasaran seperti pembangunan Gereja dengan ukuran 9 meter X 28 meter, pembangunan rumah masyarakat sebanyak 3 unit, dengan masing-masing ukuran 6 meter X 7 meter serta pembukaan dan pengerasan jalan sepanjang 3 Kilometer.
Sementara untuk Kabupaten Kupang di dua desa tersebut dibangun rumah pastoral St. Petrus di Desa Netemnanu Selatan dan renovasi gereja Petra serta pembukaan dan pengerasan jalan sepanjang satu kilometer dari pesisir pantai menuju ke pedesaan.
Ia berharap, adanya TMMD ini kemanunggalan antara TNI dan rakyat tetap terjaga. Disamping itu juga melalui TMMD ini nantinya khususnya di kawasan perbatasan diharapkan bersama TNI masyarakat ikut membantu menjaga kedaulatan NKRI di kawasan perbatasan.
Pada 1980, Panglima ABRI kala itu Jenderal TNI M. Yusuf mencetuskan program ABRI masuk Desa (AMD) yang ditujukan membantu masyarakat desa menyelesaikan setiap permasalahan di desa khususnya di pelosok-pelosok daerah, sekaligus memaksimalkan potensi desa karena merupakan sumber penyuplai bahan-bahan pangan nasional serta sebagai sumber ketenagakerjaan.
Dalam perkembanganya, dari waktu ke waktu program ini mendapat tempat dan respons positif, baik dari pemerintah selaku penyedia anggaran dan masyarakat yang langsung merasakan kemanfaatannya.
Seiring dengan perubahan nama ABRI menjadi TNI usai berpisahnya institusi Polri di luar Kementrian Kementerian Pertahanan, maka AMD berubah namanya menjadi TNI Manunggal Membangun Desa atau TMMD.
Urgensi TNI saat ini dibagi menjadi dua bagian yakni membantu kesejateraan masyarakat seperti membangun jalan, membuka lahan pesawahan, serta kegiatan sosial lainnya.
Kemudian ada juga dari aspek keamanan juga TNI masih tetap mempunyai peran itu karena dari sanalah TNI dibangun untuk menjaga petahanan NKRI
Kedua aspek tersebut menurut Komandan Kodim 1604/Kupang Kolonel Inf Endarwan Yansori menjadikan TMMD sebagai prigram terpelihara ditunggu-tunggu masyarakat di kawasan yang terisolasi seperti desa Kifu dan Netemnanu Selatan.
Kondisi jalan menuju ke dua desa tersebut menjadi kendala dalam TMMD ke-99 di kedua desa itu. Belum lagi ditambah dengan kondisi jaringan telekomunikasi yang tidak bisa digunakan.
Prajurit-prajurit TNI yang diberangkatkan ke wilayah TMMD itu juga menurutnya enggan untuk berangkat, karena kondisi jalan yang sangat memprihatinkan.
Namun karena hal tersebut dalam rangka membantu masyarakat maka prajurit-prajurit itu tetap berjuang menuju ke lokasi tersebut.
"Kendala yang lain adalah kesulitan dalam mendatangkan berbagai meterial yang dibeli oleh pemerintah untuk pembangunan. Hal ini membuat kami harus memutar otak agar bisa mendatangkan material tersebut," tambahnya.
Tak hanya itu jaringan telekomunikasi yang sulit membuat berbagai informasi soal pembangunan dan berbagai kekurangan harus dikirim melalui kurir seperti saat zaman-zaman peperangan.
"Tetapi kami bersyukur bahwa semua pembangunannya berjalan dengan baik dengan usaha yang maksimal dari TNI dan masyarakat," ujarnya.
Apalagi masyarakatpun ikut dalam berbagai pembangunan di kedua desa itu, dan hal tersebut semakin menguatkan kemanunggalan antara TNI dengan rakyat khususnya di wilayah perbatasan.
Kegiatan TMMD bersifat fisik dan nonfisik, yaitu berupa pembangunan infrastruktur yang langsung menyentuh kebutuhan hidup masyarakat, serta sebagai sarana penyadaran masyarakat terhadap pentingnya kehidupan berbangsa maupun bernegara.
Pemilihan desa Kifu dan Netemnanu Selatan sebagai kawasan TMMD, menurut dia, karena selain kawasan itu terisolir namun juga sebelumnya tidak terlepas dari usulan dari desa yang kemudian dibahas di kecamatan dan diteruskan ke tingkat kabupaten Kupang.
Dalam kegiatan TMMD juga berbagai dana dibagi menjadi dua. Untuk makan dan akomodasi TNI semuanya berasal dari Mabes TNI namun untuk berbagai material semuanya berasal dari pemerintah Kabupaten Kupang.
Dukungan Pemda
Secara resmi, TMMD ke-99 di Kabupaten Kupang dibuka oleh Wakil Bupati Kupang Korinus Masneno yang dihadiri oleh seluruh masyarakat di daerah itu.
Korinus menilai bahwa selama beberapa tahun terakhir TNI sudah banyak membantu pemerintah Kabupaten Kupang mlalui TMMD.
Ia menyampaikan terima kasih kepada TNI telah membantu membangun dua desa di Kabupaten Kupang, dalam program TMMD karena membuktikan bahwa TNI dekat dengan masyarakat sekaligus mengurangi kesenjangan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan.
"TMMD memberikan dampak terciptanya kemanunggalan antara TNI dengan rakyat apalagi masyarakat di kawasan perbatasan yang memang terisolir dari pembangunan," tuturnya.
Masyarakat tentu akan merasa simpati dan percaya jika TNI terus membantu masyarakat dalam hal kehidupan ekonomi dan pembangunan.
Gubernur NTT Frans Lebu Raya juga mengatakan bahwa TNI saat ini sudah banyak berbeda dan banyak membantu masyarakat.
"Di NTT sendiri sudah banyak sawah yang di cetak, membantu penyerapan gabah petani dan berbagai hal postif lainnya yang memberikan dampak postif bagi institusi ini," tuturnya.
Kehadiran Negara
Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa mengatakan kehadiran TNI dalam kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di kawasan terisolir di dua kabupaten di NTT menunjukkan kehadiran negara di tengah masyarakat.
"Kegiatan TMMD merupakan bukti negara hadir di tengah masyarakat khususnya di daerah-daerah yang terisolir. Dan kegiatan ini juga dilakukan dalam rangka membantu pemerintah daerah meningkatkan kesejateraan masyarakat," ujarnya.
TMMD tahun 2017 digelar di dua kabupaten yakni di Kabupaten Sumba Barat Daya tepatnya di Desa Mata Lombu, Kecamatan Wewewa Tengah dan di Kabupaten Kupang di Desa Netemnanu serta di Desa Kifu Kecamatan Amfoang Timur. Di dua kabupaten itu ada beberapa sasaran yang menjadi tujuan dari TMMD.
Khusunya untuk di Sumba Barat Daya ada beberapa sasaran seperti pembangunan Gereja dengan ukuran 9 meter X 28 meter, pembangunan rumah masyarakat sebanyak 3 unit, dengan masing-masing ukuran 6 meter X 7 meter serta pembukaan dan pengerasan jalan sepanjang 3 Kilometer.
Sementara untuk Kabupaten Kupang di dua desa tersebut dibangun rumah pastoral St. Petrus di Desa Netemnanu Selatan dan renovasi gereja Petra serta pembukaan dan pengerasan jalan sepanjang satu kilometer dari pesisir pantai menuju ke pedesaan.
Ia berharap, adanya TMMD ini kemanunggalan antara TNI dan rakyat tetap terjaga. Disamping itu juga melalui TMMD ini nantinya khususnya di kawasan perbatasan diharapkan bersama TNI masyarakat ikut membantu menjaga kedaulatan NKRI di kawasan perbatasan.