BUMDes di Hadakewa tambah kapal perkuat pasokan ikan teri

id NTT,Lembata,Hadakewa,BUMDes Tujuh Maret,Ikan teri,kapal bagan

BUMDes di Hadakewa tambah  kapal perkuat pasokan ikan teri

Dua unit armada kapal yang parkir di perairan sekitar pelabuhan jeti Desa Hadakewa, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. Armada tersebut merupakan bagian dari tiga unit armada yang dihadirkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tujuh Maret untuk mendukung pasokan ikan teri yang diolah BUMDes tersebut. (ANTARA/HO-Kepala Desa Hadakewa Klemens Kwaman)

Tiga armada kapal yang diadakan ini untuk memperkuat pasokan ikan teri agar produksi ikan teri yang dikelola melalui BUMDes Tujuh Maret bisa berkembang lebih baik
Kupang (ANTARA) - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tujuh Maret di Desa Hadakewa, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur menambah tiga unit kapal yang dioperasikan nelayan setempat untuk meningkatkan tangkapan ikan teri sebagai bahan baku untuk diolah BUMDes setempat.

Kepala Desa Hadakewa, Klemens Kwaman, ketika dihubungi dari Kupang, Senin, (19/10) mengatakan, serah terima tiga unit kapal itu sudah dilakukan oleh pemerintah Desa Hadakewa ke BUMDes Tujuh Maret pada Sabtu (17/10) yang dilanjutkan dengan pendandatanganan kerja sama antara BUMDes dengan nelayan yang memanfaatkan armada tersebut.

"Tiga armada kapal yang diadakan ini untuk memperkuat pasokan ikan teri agar produksi ikan teri yang dikelola melalui BUMDes Tujuh Maret bisa berkembang lebih baik," katanya.

Baca juga: Dua BUMDes NTT masuk nominasi BUMDes digital nasional

Ia menjelaskan, pengadaan tiga unit kapal ini memanfaatkan dukungan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Lembata untuk Desa Hadakewa sebagai desa tematik senilai Rp200 juta.

Selain itu, ditambah dengan penyertaan modal dari pemerintah desa ke BUMDes senilai Rp128,9 juta, katanya.

Klemens mengaku optimistis dengan penambahan tiga unit kapal bagan ini maka pasokan ikan teri akan semakin meningkat sehingga bahan baku untuk dikelola BUMDes lebih memadai.

"Selain itu, kalau sudah ada armada sendiri seperti ini maka para pekerja atau ibu-ibu yang bekerja di darat dalam mengolah ikan teri juga semakin baik karena pasokan bahan bakunya banyak," katanya.

Ia menjelaskan, ketiga armada kapal itu akan dioperasikan para nelayan yang merupakan warga Desa Hadakewa sendiri. Berbeda dengan sebelumnya di mana para nelayan Hadakewa hanya menjadi pekerja pada kapal pemasok ikan teri yang dimiliki nelayan dari luar Hadakewa.

Baca juga: Artikel - Belajar dari Hadakewa, geliatkan ekonomi warga dengan dana desa

Klemens mengatakan, terkait pola pengembalian modal dilakukan dengan cara mencicil yang dihitung dari jumlah pasokan ikan teri yang besarannya ditentukan nelayan sendiri.

"Setelah dibayar dengan bahan baku maka armada tersebut akan menjadi milik nelayan bersangkutan. Jadi ke depan dari tiga armada bisa menjadi lima, tujuh, seterusnya hingga target kami setiap nelayan di Hadakewa memiliki armada sendiri," katanya.