Desain Jembatan Petuk Harus Dipercantik

id Petuk

Desain Jembatan Petuk Harus Dipercantik

Jembatan Petuk I di Kelurahan Kolhua Kota Kupang

Komisi V DPR RI mengharapkan desain jembatan Petuk I di Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang dipercantik dengan menerapkan ornamen lokal Nusa Tenggara Timur pada bangunan tersebut.
Kupang (Antara NTT) - Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis mengharapkan desain jembatan Petuk I di Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang dipercantik dengan menerapkan ornamen lokal Nusa Tenggara Timur pada bangunan tersebut.

"Saya sudah meminta kepada Pak Menteri (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) Basuki Hadimuljono saat saya ajak meninjau jembatan tersebut, agar menerapkan desain lokal NTT dalam bangunan tersebut," katanya kepada wartawan di Kupang, Sabtu.

Fary menginginkan agar jembatan di Petuk yang dibangun Balai Jalan X tersebut bisa ditata lebih bagus sehingga menjadi objek wisata dan menjadi salah satu ikon di kota Kupang.

Jembatan Petuk I merupakan jembatan sepanjang 320 meter yang dibangun dengan dana dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN) sebesar Rp235,5 miliar.

Jembatan itu akan menghubungkan jalan dari pelabuhan Tenau Kupang, menuju arah selatan Kota Kupang, menujru Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Malaka serta Belu.

Fary menjelaskan bahwa untuk pertama kalinya di Indonesia jembatan Petuk itu dibangun menggunakan teknologi gelagar beton prestressed (pra tekan).

"Teknologi Pratekan baru pertama kali diterapkan di sini. Kita berharap agar pada 2018 nanti jembatan itu dapat segera di pergunakan," tambahnya.

Lebih lanjut politisi Partai Gerindra itu juga mengatakan bahwa pada awalnya pembangunan jembatan ini sudah diusulkan sejak 1980, namun baru mulai terealisasi pada dua tahun terakhir.

Ia mengatakan bahwa pihaknya akan tetap terus memantau pembangunan jembatan tersebut agar kedepannya menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Kupang.

Kepala BPJN X NTT, Hadrianus Bambang Nurhadi Widihartono menambahkan pembangunan jembatan itu baru mulai dilaksanakan pada 2015. Sampai saat ini, progres pembangunan fisiknya sudah mencapai lebih dari 90 persen.

"Saat ini tinggal kita hias lagi, sehingga lebih bagus untuk dipandang mata. Tahun 2018 nanti sudah bisa dilewati oleh kendaraan," demikian Bambang