"Kelima daerah itu antara lain Kabupaten Flores Timur, Rote, Sumba Timur, Sumba Tengah, dan Malaka dengan jumlah anggaran yang bervariasi dengan kisaran di bawah Rp1 miliar, seperti Rp800 juta untuk Flores Timur dan Rp750 juta untuk Rote Ndao," kata Thadeus di Kupang, Selasa.
Ia mengatakan laporan bencana kekeringan itu disampaikan oleh 14 dari 21 kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur, namun BNPB baru mengabulkan permohonan untuk lima kabupaten, meski proposal yang disampaikan daerah disertai pula dengan rincian anggarannya.
Sampai sejauh ini, kata Thadeus, hampir semua kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur dilanda bencana kekeringan yang mengakibatkan semua sumber mata air serta sumur-sumur yang ada ikut mengering yang dapat diatasi dengan mengirim tanki air ke wilayah-wilayah tersebut.
Ia mengatakan, sejauh ini pemerintah kabupaten juga telah menyalurkan bantuan tanggap darurat kekeringan, namun masih sebatas memasok air bersih untuk kebutuhan minum dan memasak.
Sementara untuk kebutuhan lain-lain seperti mandi dan mencuci, warga masih mengandalkan sumber-sumber mata air dari sungai atau embung yang masih menyisahkan air.
Ia mengharapkan agar lima kabupaten yang telah mendapat bantuan dari pusat itu bisa memanfaatkannya secara maksimal untuk mengatasi kekeringan di daerahnya masing-masing.
