BMKG: Dua wilayah di NTT masih alami hari tanpa hujan

id iklim ntt,hari tanpa hujan ntt,hth panjang ntt,wilayah kering ntt,bmkg,ntt,larantuka,kamanggih,flores timur,sumba timur

BMKG: Dua wilayah di NTT masih alami hari tanpa hujan

Ilustrasi - Lahan pertanian yang kering saat musim kemarau di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

Wilayah Larantuka di Kabupaten Flores Timur dan Kamanggih di Kabupaten Sumba Timur masih mengalami HTH kategori panjang (21-30 hari) pada Dasarian I November 2022...
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan dua wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) masih mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) dengan kategori panjang yang berpotensi menimbulkan kekeringan.

"Wilayah Larantuka di Kabupaten Flores Timur dan Kamanggih di Kabupaten Sumba Timur masih mengalami HTH kategori panjang (21-30 hari) pada Dasarian I November 2022," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG Rahmattulloh Adji dalam keterangan yang diterima di Kupang, Kamis, (10/11/2022).

Ia menyampaikan hal itu berkaitan informasi iklim di NTT yang diperbaharui per 10 November.

Daerah dengan HTH kategori panjang, kata dia, masih berada dalam ancaman bencana kekeringan sehingga perlu diwaspadai masyarakat setempat.

Kondisi kekeringan dapat menimbulkan sejumlah dampak seperti krisis air bersih maupun meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan.

Lebih lanjut Rahmattulloh menjelaskan, sementara itu, umumnya wilayah lain di NTT mengalami curah hujan dengan kategori rendah (0-50 mili meter) pada Dasarian I November.

Sebagian daerah mengalami curah hujan menengah (51-150 mili meter) dan tinggi (151-300 mili meter) sedangkan sebagian kecil Kabupaten Manggarai Timur mengalami curah hujan dengan kategori sangat tinggi (lebih dari 300 mili meter).

Masyarakat di daerah yang sudah memasuki musim hujan, kata dia perlu meningkatkan kesiapsiagaan untuk menghadapi potensi ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor.
"Langkah-langkah mitigasi bencana perlu dipersiapkan terutama di daerah rawan bencana secara baik agar risiko dampaknya dapat diminimalisir," katanya.