Komunitas Pikul gelar festival pangan NTT

id Torry

Komunitas Pikul gelar festival pangan NTT

Direktur Perkumpulan Pikul Torry Kuswardono

Komunitas Pikul, sebuah kelompok yang terdiri dari sejumlah orang muda di Kupang, Nusa Tenggara Timur menggelar Festival Pangan NTT dengan tema Pangan, Musik , Mengerti di Kupang.
Kupang (AntaraNews NTT) - Komunitas Pikul, sebuah kelompok yang terdiri dari sejumlah orang muda di Kupang, Nusa Tenggara Timur menggelar Festival Pangan NTT dengan tema Pangan, Musik , Mengerti di Kupang.

Direktur Perkumpulan Pikul Torry Kuswardono, di Kupang Jumat mengatakan festival ini digelar dengan tujuan mendorong kerja sama organisasi masyarakat sipil bersama pemerintah dan pihak swasta mendukung peningkatan kesejahteraan keluarga petani dan kemandirian khususnya petani perempuan dan petani muda di Nusa Tenggara Timur.

"Festival itu akan digelar di Kupang dan diselingi dengan diskusi soal kedaulatan pangan," katanya dan menambahkan festival dan diskusi bertajuk Kedaulatan dan Keberagaman Pangan ini akan berlangsung pukul 11.00 Wita hingga 18.00 wita itu menghadirkan beragam aktivitas, mulai dari pertunjukan musik, demo masak, dan edukasi publik terhadap pangan lokal .

Torry Kuswardono mengatakan terdapat tiga isu yang dihadapi dalam mendorong kedaulatan dan keberagaman pangan di NTT.

Pertama, nyaris hilangnya memori kolektif mengenai pangan lokal komunitas, sebab kurang lebih 35 bahan pangan lokal mulai dari serelia, kacang-kacangan dan umbi-umbian tidak diingat lagi oleh masyarakat di desa dan kota di NTT.

Kedua, regenerasi petani yang lambat menjadi penyumbang masalah ketahanan pangan. "Persoalan akses terhadap tanah dan ketersediaan air juga menjadi persoalan anak muda, sehingga mereka tidak bisa mengembangkan sektor ini sesuai dengan imajinasinya," lanjut Torry.

Masalah ketiga yaitu rendahnya akses dan kontrol bagi perempuan desa terhadap tanah sebagai pelaku kunci yang memastikan ketahanan pangan berlangsung di desa.

Salah satu penghambat perempuan desa adalah faktor kultural seperti perempuan di sebagian besar etnis di NTT tidak mendapatkan hak waris.

"Festival ini mendorong masyarakat untuk kembali menggali kekayaan pangan lokal dan menjadi konsumen serta kampanye pangan lokal menjadi pesan kunci dari seluruh aktivitas kegiatan ini," kata Torry.

Menurutnya penegakan regulasi yang berpihak pada keberagaman pangan lokal menjadi rekomendasi kebijakan yang dinilai signifikan dapat menumbuhkan kembali pasokan produksi pangan lokal melalui penciptaan permintaan dari masyarakat perkotaan dan secara tidak langsung, dapat meningkatkan kesejahteraan petani di NTT.