"Kehadiran tol laut ini tentu didukung penuh oleh KSOP baik dengan memberikan prioritas sandar, pelaksanaan bongkar muat, dan operasional biaya ongkos pemuatan pelabuhan (OPP) dan ongkos pelabuhan tujuan (OPT)," kata Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo Hasan Sadili di Pelabuhan Multipurpose Labuan Bajo, Selasa, (19/10).
Hal tersebut Hasan sampaikan saat menghadiri acara penerimaan perdana beras Merauke di Provinsi NTT yang dibawa menggunakan kapal tol laut trayek T-28 KM Kendhaga Nusantara 7.
Hasan memaparkan kapal tersebut akan menyinggahi Labuan Bajo sebanyak dua kali dalam sebulan (setiap 14 hari). Kehadiran kapal itu, lanjut dia, akan membuka rute perdagangan baru, dari rute sebelumnya Kupang-Surabaya-Kupang.
Hasan menjelaskan penerimaan beras perdana tersebut merupakan dampak dari adanya surplus beras di Merauke dalam jumlah banyak. Beras tersebut telah didistribusikan menggunakan kapal tol laut trayek T-27 ke Timika dan Trayek T-28 ke NTT.
Untuk NTT sendiri, jumlah kontainer beras yang dimuat sebanyak enam kontainer yang terdiri dari empat kontainer turun di Pelabuhan Tenau Kupang dan dua kontainer di Pelabuhan Multipurpose Labuan Bajo.
Dia berharap, dengan kapasitas muatan kapal sebanyak 60 kontainer, maka para pengusaha dan masyarakat dapat memanfaatkan layanan tersebut dengan memenuhi lebih dari 50 persen okupansi muatan.
"Kita harus berkoordinasi agar dalam pelayaran berikutnya bukan hanya dari Merauke saja yang bisa dibongkar di NTT khususnya Labuan Bajo, tapi ada hasil pertanian dan lainnya dari sini yang dipasarkan di Merauke," harap Hasan.
Adapun rute kapal tol laut trayek T-28 tersebut antara lain menyinggahi beberapa pelabuhan di NTT, yakni Pelabuhan Tenau Kupang, Wini, Atapupu, Waingapu, Reo, dan Labuan Bajo.
Kapal tersebut akan berangkat menuju Merauke dan akan kembali ke NTT sesuai rute pelayaran yang telah ditentukan.
Baca juga: KSOP Labuan Bajo lakukan uji coba berlayar KM Lexxy
Baca juga: KSOP Labuan Bajo lakukan uji coba berlayar KM Lexxy
