Gubernur ajak pemimpin gereja bantu tangani masalah kekerdilan

id Kasus kekerdilan, stunting di NTT, penanganan stunting, Gubernur NTT, pemimpin gereja

Gubernur ajak pemimpin gereja bantu tangani masalah kekerdilan

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat saat memberikan sambutan dalam misa pentahbisan imam dan diakon serta Hari Ulang Tahun (HUT) imamat ke-47 Uskup Kupang Mgr. Petrus Turang di Gereja St. Fransiskus Assisi BTN Kolhua, Kota Kupang, Sabtu (18/12/2021). (ANTARA/HO-Biro Humas Setda NTT)

Kita harapkan di tahun 2045 nanti negara ini menghasilkan generasi emas maka saya harapkan juga, generasi emas itu bebas dari stunting khususnya di NTT,"
Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat mengajak para pemimpin gereja bersinergi dengan pemerintah untuk membantu menangani masalah kekerdilan (stunting) pada anak.

"Pemerintah dan gereja harus terus bergandengan tangan dan bermitra untuk dapat mencegah stunting agar nantinya generasi baru mampu berperan aktif membangun daerah dan kita harus bisa bersama menekan angka kemiskinan," katanya dalam siaran pers Biro Humas Setda Provinsi NTT yang diterima di Kupang, Minggu (19/12).

Gubernur menyampaikan hal itu dalam acara misa pentahbisan imam dan diakon serta Hari Ulang Tahun (HUT) imamat ke-47 Uskup Kupang Mgr Petrus Turang di Gereja St. Fransiskus Assisi BTN Kolhua, Kota Kupang.

Ia menjelaskan prevalensi kasus kekerdilan di NTT tercatat menurun dari tahun 2018 itu 42 persen menjadi 20,9 persen per Desember 2021 dengan jumlah anak yang mengalami kekerdilan sebanyak 80.900 orang.

Baca juga: Gubernur Laiskodat: Belum ada laporan kerusakan akibat gempa bumi di Flores
Baca juga: VBL minta mahasiswa politeknik berinovasi bangun pertanian


Menurut dia, kasus kekerdilan bisa menurun hingga 0 persen sehingga ia mengajak semua pihak dari pemerintah, gereja dan stakeholder pembangunan untuk melihat serius masalah kekerdilan ini.

Ia juga berharap semua pemimpin umat Katolik imam dan diakon dapat berperan aktif dalam pembangunan bersama pemerintah daerah.

"Gereja dan pemerintah harus bermitra untuk dapat mewujudkan kesejahteraan di NTT terutama dalam mencetak generasi penerus yang cerdas, berkualitas dan beriman pada Tuhan," katanya.

Laiskodat mengatakan membangun generasi atau manusia itu tidak gampang. Untuk mewujudkan anak yang sehat, kuat dan cerdas itu harus dirancang dengan dukungan asupan gizi yang baik.

"Kita harapkan di tahun 2045 nanti negara ini menghasilkan generasi emas maka saya harapkan juga, generasi emas itu bebas dari stunting khususnya di NTT," katanya.