Yogyakarta (ANTARA) - Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur sejauh 1.500 meter (1,5 km) ke arah Kali Bebeng pada Rabu, (12/1) pagi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) ,Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Rabu, menyebutkan awan panas guguran itu terjadi pada pukul 06.42 WIB.
"Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 25 mm dan durasi 127 detik," kata dia.
Saat awan panas keluar dari Merapi, kata Hanik, angin di gunung itu tercatat berembus ke arah timur.
Pada periode pengamatan BPPTKG pukul 00.00 sampai 06.00 WIB, gunung api aktif itu mengeluarkan guguran lava pijar sembilan kali dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter ke barat daya.
Selain itu, tercatat pula mengalami 24 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-18 mm selama 16-117 detik dan satu kali gempa tektonik dengan amplitudo 13 mm selama 93 detik.
Per 7 Januari 2022, BPPTKG mencatat volume kubah lava barat daya Merapi sebesar 1.670.000 meter kubik dan kubah lava tengah sebesar 3.007.000 meter kubik.
"Laju pertumbuhan kubah lava barat daya sebesar 5.700 meter kubik per hari dan laju kubah lava tengah relatif tetap," ujar Hanik Humaida.
Hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Baca juga: Guguran awan panas meluncur dari Gunung Merapi sejauh 1,5 km
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal tiga kilometer ke arah Sungai Woro dan sejauh lima kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Baca juga: Awan panas guguran meluncur dari Gunung Merapi hingga 1,6 km
Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.