Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu mengemukakan, pemerintah menyiapkan lahan seluas 136 hektare yang diserahkan kepada Badan Otorita Pariwisata (BOP) Labuan Bajo untuk dikembangkan.
"Lahan yang disiapkan ini sebagai langka awal pengembangan pariwisata di Labuan Bajo, BOP Labuan Bajo akan memanfaatkannya untuk investasi pariwisata dan sebagainya," kata Marius Ardu Jelamu di Kupang, Senin (9/7).
Ia mengatakan, lahan yang disiapkan ini merupakan sebagian dari kawasan hutan sekitar 400 hektare di Labuan Bajo yang dikelola Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Lahan yang dimanfaatkan, merupakan hutan lindung yang akan ditata dan dikembangkan sebagai kawasan pengembangan pariwisata.
Menurut Marius, tidak menutup kemungkinan selain lahan yang tersedia di Labuan Bajo, pengembangan pariwisata juga dilakukan pada lahan-lahan yang diberikan pemerintah kabupaten se-daratan Pulau Flores.
Baca juga: Lion Air buka rute Surabaya-Labuan Bajo
Ia menjelaskan, ruang lingkung pengembangan pariwisata dari BOP Labuan Bajo yakni Kawasan Wisata Komodo dan sekitarnya, Labuan Bajo ibu kota Kabupaten Manggarai Barat, dan sekitarnya.
Selain itu, Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai, dan sekitarnya, Bajawa, ibu kota Kabupten Ngara, dan sekitarnya Ende ,ibu kota Kabupaten Ende, dan sekitarnya, hingga Maumere ,ibu kota Kabupaten Sikka, dan Larantuka ,ibu kota Kabupaten Flores Timur, dan sekitarnya.
"Daerah-daerah ini yang menjadi kawasan pengembangan strategis pariwisata nasional yang dikelola BOP yang pusatnya di Labuan Bajo," katanya.
Marius menjelaskan, BOP Labuan Bajo bertugas mengkoordinasi semua stakeholders terkait pengembangan pariwisata di wilayah Flores termasuk Kabupaten Sumba Timur, Kabupten Sabu Raijua, dan Kabupaten Rote Ndao. "Badan ini yang selanjutnya akan mencari investasi pariwisata di lahan-lahan yang disiapkan pemerintah," katanya.
Baca juga: Labuan Bajo jadi destinasi super prioritas
136 hektare untuk BOP Labuan Bajo
Pemerintah menyiapkan lahan seluas 136 hektare yang diserahkan kepada Badan Otorita Pariwisata (BOP) Labuan Bajo untuk dikembangkan.