BPBD NTT catat 65 peristiwa bencana terjadi sejak Januari 2022

id bencana NTT,bencana alam,banjir NTT,tanah longsor NTT,NTT,NTT rawan bencana,BPBD NTT

BPBD NTT catat 65 peristiwa bencana terjadi sejak Januari 2022

Ilustrasi - Warga Desa Tuakau, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, NTT, berupaya menyelamatkan diri setelah air banjir mengenangi wilayah itu Selasa (22/2/2022). ANTARA/HO-BPBD Kabupaten Kupang

...Jika terjadi hujan lebih dari satu jam dan jarak pandang objek sekitar 30 meter tidak terlihat jelas, masyarakat di titik-titik rawan bencana harus segera mengevakuasi diri ke titik aman
Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat sebanyak 65 peristiwa bencana hidrometeorologi terjadi di wilayah NTT sejak memasuki Januari 2022.

"Bencana yang paling banyak terjadi yaitu banjir sebanyak 26 peristiwa yang tersebar di sejumlah wilayah di NTT," kata Kepala BPBD NTT Ambrosius Kodo ketika dihubungi di Kupang, Jumat, (11/3).

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan peristiwa bencana hidrometeorologi di wilayah NTT yang tercatat selama Januari-9 Maret 2022.

Selain banjir, peristiwa bencana terbanyak yang banyak terjadi yaitu tanah longsor sebanyak 21 peristiwa, enam peristiwa banjir bandang, empat kali angin kencang.

Selain itu satu peristiwa puting beliung, tiga peristiwa kebakaran, dua kali abrasi, serta gelombang pasang dan kecelakaan laut masing-masing satu kali.

Ambrosius mengatakan penangan terhadap bencana tersebut telah dilakukan dengan menyalurkan dukungan logistik berupa beras, tikar, selimut, dan masker kepada warga terdampak bencana melalui BPBD di tingkat kabupaten/kota.

Ia mengatakan penanganan bencana dilakukan melalui koordinasi lintas pihak di antaranya TNI/Polri, Basarnas, BMKG. lembaga agama, serta instansi terkait lain di tingkat kabupaten/kota.

Selain itu untuk pencegahan, kata dia berbagai informasi peringatan dini cuaca dari BMKG juga terus disampaikan kepada masyarakat melalui berbagai jejaring media digital seperti youtube, facebook, instagram, serta grup whatsapp.

Ambrosius mengatakan pihaknya juga terus mengingatkan masyarakat yang tinggal di wilayah lereng atau sekitar daerah aliran sungai atau di bantaran kali agar selalu waspada dan siaga bencana.

"Jika terjadi hujan lebih dari satu jam dan jarak pandang objek sekitar 30 meter tidak terlihat jelas, masyarakat di titik-titik rawan bencana harus segera mengevakuasi diri ke titik aman," katanya.

Baca juga: BPBD NTT: Bencana hidrometeorologi menewaskan lima warga

Baca juga: BMKG ingatkan waspadai hujan-angin di NTT tiga hari ke depan


Ia berharap masyarakat di provinsi berbasiskan kepulauan itu semakin menyadari pentingnya mitigasi bencana, sehingga ketika ancaman bencana muncul, dampak kerugian dapat diminimalisasi terutama terkait keselamatan diri.