SBD minta Presiden tetapkan pakan satu harga

id Presiden

SBD minta Presiden tetapkan pakan satu harga

Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Nusa Tenggara Timur pada awal tahun 2018. (ANTARA Foto/dok)

Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Nusa Tenggara Timur meminta Presiden Joko Widodo untuk menetapkan pakan ternak, khususnya ternak babi dalam satu harga, sama seperti bahan bakar minyak (BBM).
Tambolaka, NTT (AntaraNews NTT) - Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Nusa Tenggara Timur meminta Presiden Joko Widodo untuk menetapkan pakan ternak, khususnya ternak babi dalam satu harga, sama seperti bahan bakar minyak (BBM).

"Permintaan pakan satu harga ini karena perbedaan harga pakan antara Pulau Jawa dan daerah terlalu tinggi, sehingga membuat petani tidak berdaya dalam mengembangkan usaha ternak babi," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan SBD Rihimera A Praing kepada wartawan di Tambolaka, Senin (20/8).

Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan kendala pengembangan ternak babi di daerah itu, sehingga membuat daerah itu harus mendatangkan babi dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu.

Setiap bulan, Sumba Barat Daya mendatangkan rata-rata 400 ekor babi dari Lombok, NTB atau 4.800 per tahun, dengan harga berkisar antara Rp3 juta sampai Rp4 juta per ekor.

"Hampir semua urusan adat, pesta budaya serta konsumsi masyarakat umumnya dengan menggunakan daging babi, sehingga tidak bisa dihindari," ujarnya.

Menurut dia, kendala utama dalam pengembangan ternak babi di daerah itu adalah pakan. "Harga pakan terlalu tinggi sehingga para peternak babi tidak sanggup membelinya," katanya.

Baca juga: Hama Belalang Menyerang Pakan Ternak
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumba Barat Daya, Rihimera A Praing. (ANTARA Foto/Bernadus Tokan) 
Padahal, dengan menggunakan pakan berkualitas, waktu pemeliharaan babi hanya berlangsung 6-7 bulan, sementara menggunakan cara tradisional membutuhkan waktu 3-3,5 tahun.

"Kalau bapa Presiden bisa membuat harga bahan bakar minyak (BBM) satu harga di seluruh Indonesia, maka kami juga minta agar Bapa Presiden bisa membuat kebijakan pakan satu harga," katanya.

Ia menyatakan optimistis bahwa jika pakan ternak bisa ditetapkan menjadi satu harga, sama dengan di Pulau Jawa, maka dua atau tiga tahun ke depan, Sumba sudah bisa mengantarpulau babi untuk memenuhi kebutuhan daerah lain di Indonesia.

"Kalau pakan satu harga diberlakukan, maka bukan hanya Sumba, tetapi satu NTT pasti bisa mengirim babi ke luar daerah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia," katanya.

Menurut dia, beternak babi sudah menjadi budaya masyarakat NTT, meski dalam skala kecil, sehingga usaha peternakan ini memiliki masa depan yang sangat menjanjikan.

Karena itu, ia mengharapkan kebijakan Presiden Joko Widodo untuk segera menetapkan pakan satu harga, seperti bahan bakar minyak (BBM) yang berlaku di seluruh Indonesia.

Harga pakan ternak babi dengan kualitas bagus di pasaran Sumba saat ini Rp10.000 per kilogram, kalau di Pulau Jawa mungkin tidak sampai Rp5.000/kg.

"Jika Presiden Jokowi segera mengambil kebijakan dalam menetapkan pakan satu harga seperti di Pulau Jawa, saya optimistis NTT akan menjadi produsen ternak babi terbesar di Indonesia," katanya. 

Baca juga: Perkuat Pakan Ternak Pulau Timor
Usaha peternakan babi di Nusa Tenggara Timur (ANTARA Foto/dok)