Kupang (AntaraNews NTT) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, kedua gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa (28/8), merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas tektonik di Outer-Rise.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, kedua gempa bumi yang terjadi hampir bersamaan di Kabupaten Kupang merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas tektonik di outer-rise," kata Kepala Stasiun Geofisika Kampung Baru Kupang, Robert Pwen Wahyu kepada Antara di Kupang, Selasa (28/8)
Gempa outer-rise adalah gempa bumi yang tidak terjadi pada zona penunjaman (subduction zone). Gempa ini berkorelasi erat dengan tingkat stress (tekanan) pada zona interplate antara Lempeng Indo-Australia.
Gempa jenis ini termasuk jarang terjadi. Pada beberapa kasus, gempa jenis outer rise ini bisa menimbulkan tsunami, seperti yang terjadi pada 1977 di Pulau Sumba, sekitar 189 korban tewas akibat tsunami yang datang menyusul gempa outer rise itu.
Gempa yang terjadi di bagian selatan Pulau Jawa pada 2007 juga menimbulkan tsunami. Goncangan tidak terasa, tapi tsunami tingginya sampai enam meter.
Gempa ini juga memiliki karakteristik sebagai gempa doublet karena terjadi dua kali dalam waktu dan lokasi yang berdekatan dan berkekuatan yang hampir sama.
Baca juga: Gempa susulan 5,8 SR kembali mengguncang Kupang
Pada Selasa (28/8), wilayah Laut Timor diguncang dua kali gempa bumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi yang pertama terjadi pukul 14.08.11 WIB dengan kekuatan magnitude 6,2 SR, sedangkan gempa bumi kedua terjadi pukul 14.13.29 WIB dengan kekuatan M=5,8.
Episenter gempa bumi pertama terletak pada koordinat 10,89 LS dan 124,09 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 93 km arah selatan Oelamasi, ibu kota Kabupaten Kupang pada kedalaman 10 km.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi di wilayah Laut Timor ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar naik (Thrust Fault).
Dampak gempa bumi berdasarkan Peta Tingkat Guncangan (Shakemap BMKG) dan laporan dari masyarakat menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di kota Kupang dan Kabupaten Kupang dalam skala intensitas II SIG-BMKG (II-III MMI).
Sementara hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 14.40 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) sebanyak 3 kali.