BPS NTT: Harga transportasi naik picu inflasi September 1,64 persen

id inflasi ntt,kenaikan harga transportasi,transportasi ntt,pemicu inflasi ntt,inflasi ntt september 2022,bps ntt,ntt

BPS NTT: Harga transportasi naik picu inflasi September 1,64 persen

Ilustrasi - Pesawat terbang parkir di Bandar Udara El Tari, Kota Kupang, NTT. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

Harga kelompok pengeluaran transportasi naik sebesar 9,88 persen yang menjadi penyumbang terbesar terhadap inflasi September di NTT yang tercatat sebesar 1,64 persen...
Kupang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur melaporkan NTT mengalami inflasi pada September 2022 sebesar 1,64 persen dengan kenaikan indeks harga terbesar dari kelompok transportasi.

"Harga kelompok pengeluaran transportasi naik sebesar 9,88 persen yang menjadi penyumbang terbesar terhadap inflasi September di NTT yang tercatat sebesar 1,64 persen," kata Kepala BPS NTT Matamira B Kale di Kupang, Rabu, (5/10/2022).

Ia menjelaskan NTT kembali mengalami inflasi setelah sebelumnya terjadi deflasi pada Agustus sebesar 0,93 persen.

Inflasi September 1,64 persen, kata dia merupakan gabungan tiga kota perhitungan inflasi masing-masing Kota Kupang yang mengalami inflasi 1,82 persen, Kota Maumere dengan inflasi 0.57 persen, dan inflasi di Kota Waingapu 1,18 persen.

Ia menjelaskan secara agregat inflasi di tiga kota ini berlawanan arah dengan yang terjadi pada September 2021 dimana gabungan tiga kota itu mengalami deflasi sebesar 0,30 persen.

Matamira menjelaskan pada inflasi September 2022, terdapat sembilan dari 11 kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan harga dengan kenaikan tertinggi di kelompok transportasi dengan andil sebesar 1,45 persen.

Baca juga: Rupiah menguat dibayangi peningkatan laju inflasi

Selain itu diikuti oleh naiknya indeks harga pada kelompok kesehatan sebesar 3,19 persen dengan andil terhadap inflasi 0,05 persen.

Baca juga: Manggarai alokasikan dana Rp2,8 miliar untuk tangani inflasi

Sementara itu ada dua kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,03 persen serta deflasi pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,1 persen.