BPS sebut transportasi sumbang inflasi terbesar di Sikka

id inflasi,maumere,ntt,sikka,bps

BPS sebut  transportasi sumbang inflasi terbesar di Sikka

Komoditas yang menyumbang andil inflasi di Kota Maumere, Sikka, NTT antara lain pesawat terbang yang mana terdampak dari kenaikan BBM. (ANTARA/Fransiska Mariana Nuka)

Semakin tinggi harga, daya beli masyarakat akan menurun. Hal itu tentu saja akan berpengaruh pada kesejahteraan dan menghambat laju perekonomian...
Maumere (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut sektor transportasi menjadi penyumbang terbesar inflasi di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

"September ini terjadi inflasi sebesar 0,57 persen, dengan peningkatan terbesar pada sektor transportasi sebesar 10,66 persen," kata Kepala BPS Kabupaten Sikka Kristanto Setyo Utomo di Maumere, Rabu, (5/10/2022).

Kristanto mengatakan komoditas yang menyumbang andil inflasi di Kota Maumere pada September 2022 ini antara lain karena kenaikan bahan bakar minyak (BBM).

Dampaknya pada sektor transportasi, seperti peningkatan untuk kendaraan barang pribadi, kenaikan tarif angkutan umum baik dalam maupun luar kota, serta tarif pesawat terbang.

Kota Maumere mengalami inflasi sebesar 0,57 persen dengan tingkat inflasi tahun kalender sebesar 4,75 persen dan inflasi tahun ke tahun setinggi 5,95 persen.

Angka inflasi Maumere, katanya, merupakan yang paling rendah jika dibandingkan dengan dua kota penyumbang inflasi di NTT yakni Kota Kupang sebesar 1,82 persen dan Kota Waingapu sebesar 1,18 persen.

Namun demikian, perlu diwaspadai angka inflasi September 2022 jika dibandingkan dengan September 2021 yang berada pada angka 5,95 persen tersebut.

Menurutnya, semakin tinggi harga, daya beli masyarakat akan menurun. Hal itu tentu saja akan berpengaruh pada kesejahteraan dan menghambat laju perekonomian.

Namun, dengan tren inflasi yang juga masih seimbang dengan deflasi pada beberapa kelompok pengeluaran, Kristanto menilai tren harga di Kota Maumere masih cukup stabil.

Sebagai masukan, BPS menyarankan agar pemerintah daerah mewaspadai tren barang yang gampang mengalami perubahan harga, termasuk dari sisi penawaran maupun permintaan.

"Kalau dari demand (permintaan), pemerintah harus bisa melihat barang itu dari mana. Kalau dari luar, bisa tidak kita ganti dengan barang-barang dari dalam (daerah), ya tujuannya harga tidak naik," katanya menambahkan.

Baca juga: BI sebut risiko inflasi melebihi 4 persen masih tinggi hingga 2023

Dia pun memberikan contoh salah satu solusi untuk menekan inflasi beberapa waktu lalu yakni menanam cabai di halaman rumah agar cabai tidak dibeli dari luar.

Baca juga: Pemkab Kupang desain ulang anggaran penanganan dampak inflasi

Selain peningkatan indeks harga pada sektor transportasi, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga juga menjadi penyumbang inflasi dengan angka 0,59 persen.