Pengamat harap KTT G20 beri efek ganda bagi perekonomian masyarakat lokal

id G20,G20 Indonesia,ekonomi,pengamat,pengamat ekonomi,frits fanggidae,labuan bajo,manggarai barat,ntt,multiplier effect,ef

Pengamat harap KTT G20 beri efek ganda bagi perekonomian masyarakat lokal

Pemilik Florasta Barista Kopi Tuk Agustinus Suban Puka menjual kopi khas Flores di Plataran Atlantis Beach Club Desa Gorontalo, Labuan Bajo, NTT yang menjadi salah satu mata acara pada Pertemuan Kedua Sherpa G20 Indonesia, Senin (11/7/2022). (ANTARA/HO-Kementerian Kominfo)

Side event di NTT cukup baik untuk promosi. Namun dampaknya terhadap pendapatan masyarakat melalui aliran belanja peserta sangat tergantung bekerjanya multiplier effect...
Labuan Bajo (ANTARA) - Pengamat ekonomi Universitas Kristen Artha Wacana Kupang Frits Fanggidae berharap momentum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) serta kegiatan side event G20 dapat memberikan multiplier effect (efek ganda) bagi pendapatan masyarakat di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

"Side event di NTT cukup baik untuk promosi. Namun dampaknya terhadap pendapatan masyarakat melalui aliran belanja peserta sangat tergantung bekerjanya multiplier effect," kata Frits ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Selasa, (15/11/2022).

Rangkaian KTT G20 di Bali maupun side event yang berlangsung di Labuan Bajo telah memberi warna bagi perkembangan UMKM lokal. Pada beberapa kegiatan, khususnya side event, produk UMKM baik fesyen dan kuliner dipamerkan dan dipromosikan secara luas.

Frits menilai ajang internasional itu harus memberikan dampak ganda dengan lancarnya aliran belanja peserta yang turun dan berdampak kepada kelangsungan pelaku usaha maupun masyarakat lokal.

"Kalau belanja hanya sampai penerima belanja primer dan tidak mengalir ke penerima belanja sekunder, multiplier effect kecil sehingga tidak berdampak luas," ungkapnya.

Ia pun berharap momen G20 yang diselenggarakan di Bali dan rencana kedatangan delegasi berkunjung ke Labuan Bajo bisa disiapkan dengan baik oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat agar efek ganda dari kegiatan itu dapat bekerja dengan baik.

Pemerintah daerah dapat menyiapkan kanal belanja seperti kemitraan penerima belanja primer, misalnya pemilik hotel, dengan pelaku ekonomi terkait yakni petani sayur, peternak, penjual telur, ikan daging, sebagai penerima belanja sekunder.

Baca juga: Presiden Jokowi: Dunia mengalami tantangan luar biasa

Selanjutnya, ia menyoroti untuk pentingnya melihat penerima belanja tersebut, baik penduduk setempat atau pendatang, karena jika pendatang lebih dominan maka akan terjadi aliran uang ke luar daerah yang membuat multiplier effect tidak optimal.

Baca juga: Jokowi dan Joe Biden gelar pertemuan bilateral di Bali menjelang KTT G20

"Mudah-mudahan kanal-kanal aliran belanja sudah disiapkan pemda sehingga multiplier effect bisa bekerja baik. Jika belum, maka itu menjadi pekerjaan rumah pemda karena wisatawan akan terus berdatangan ke Labuan Bajo," ucap Frits.