Asita NTT khawatir penghapusan bagasi gratis kurangi arus wisatawan

id Abed Frans

Asita NTT khawatir penghapusan bagasi gratis kurangi arus wisatawan

Ketua ASITA Nusa Tenggara Timur Abed Frans (ANTARA Foto/ist)

Asita NTT mengkhawatirkan kebijakan penghapusan bagasi gratis oleh maskapai penerbangan Lion Air dan Wings Air, karena akan berdampak pada mengurangnya arus kunjungan wisatawan ke suatu daerah.
Kupang (ANTARA News NTT) - Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Provinsi Nusa Tenggara Timur Abed Frans mengkhawatirkan kebijakan penghapusan bagasi gratis oleh maskapai penerbangan Lion Air dan Wings Air, karena akan berdampak pada mengurangnya arus kunjungan wisatawan ke suatu daerah.

"Kebijakan ini jelas akan sangat berdampak terhadap mengurangnya arus kunjungan wisatawan, terutama wisatawan domestik ke suatu daerah. Mereka akan mempertimbangkan perjalanan wisatanya di Tanah Air termasuk ke NTT," katanya ketika dihubungi Antara di Kupang, Senin (7/1).

Ia mengatakan hal itu menanggapi adanya kebijakan penghapusan bagasi gratis dari pihak maskapai penerbangan Lion Air dan Wings Air yang akan diberlakukan mulai 8 Januari 2019.

Abed menilai kebijakan ini bisa membuat arus kunjungan wisatawan ke Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu daerah wisata populer di Tanah Air semakin berkurang. "Wisatawan domestik pasti akan membandingkan dengan harga berwisata ke luar negeri yang lebih murah dan mudah," ujarnya.

Menurut dia, penghapusan bagasi gratis ini sama saja dengan menaikkan harga tiket hingga 100 persen jika diasumsikan penumpang melakukan perjalanan dengan barang bagasi seberat 30 kilogram.

"Mana ada wisatawan yang melakukan perjalanan tanpa membawa pakaian yang cukup selama wisata, juga berbagai peralatan lainnya," katanya.

Baca juga: DPR segera panggil manajemen Lion Air

Dijelaskannya, selama berwisata tentunya wisatawan juga akan berpikir kembali untuk membeli oleh-oleh, cindera mata, dan lainnya sebab khawatir bagasinya akan semakin banyak.

"Dalam konteks ini tentu juga bisa berdampak pada ekonomi masyarakat di sekitar destinasi wisata yang dikunjungi," katanya.

Abed mengatakan pihaknya berhadap pemerintah daerah membantu pelaku pariwisata dengan mengimbau maskapai yang bersangkutan agar tidak memberlakukan kebijakan yang menurutnya tidak populer seperti ini.

Sebab jika seperti ini, lanjutnya, maka jelas akan sangat berdampak pada berkurangnya jumlah kunjungan wisata ke daerah-daerah, apalagi NTT yang banyak dilayani penerbangan dari maskapai Lion Air group.
Maskapai penerbangan Lion Air di Bandara El Tari Kupang