Artikel - Pesan rekonsiliasi dan kesetaraan di balik Timor Leste masuk ASEAN
Ada tiga pesan besar di balik upaya Timor Leste menjadi anggota ASEAN, yakni rekonsiliasi, kesetaraan, dan bahwa kerja sama adalah yang utama...
Indonesia menjadi pihak yang paling aktif merangkul Timor Leste ke dalam ASEAN. Sikap Indonesia berbeda, misalnya dengan sikap Rusia terhadap bekas satelit-satelit Uni Soviet semasa Perang Dingin.
Itikad Indonesia pun bukan didasari oleh hubungan bahwa negara satu mendominasi negara lainnya, melainkan oleh keyakinan bahwa kerangka kerja sama yang lebih luas akan lebih efektif menciptakan stabilitas kawasan, sehingga berdampak positif kepada stabilitas di dalam negeri.
Sikap tulus Indonesia dalam merangkul Timor Leste ini diapresiasi tokoh-tokoh negara yang berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur itu, termasuk Ramos Horta yang menjadi salah satu bapak pendiri Timor Leste, selain Xanana Gusmao dan Mari Alkatiri.
Dalam wawancara eksklusif dengan lembaga think-tank Australia, Lowy Institute, pada 20 Oktober 2022, Horta mengaku menaruh respek kepada Indonesia karena walau pernah menentang keras lepasnya Timor Leste yang waktu itu masih bernama Timor Timur, Indonesia kini malah terbuka menerima uluran persahabatan dari Timor Leste.
Mereka menerima tawaran rekonsiliasi dan persahabatan dari Timor-Leste. Bagi Horta, ini menunjukkan kearifan dan kenegarawanan Indonesia.
Indonesia pula yang menjadi anggota ASEAN yang paling aktif meyakinkan anggota-anggota ASEAN lainnya agar menerima Timor Leste.
Perilaku ini juga merepresentasikan keyakinan dalam ASEAN bahwa memupuk dan mengutamakan persahabatan, lebih baik ketimbang menuai konflik dan permusuhan, apalagi membentuk hubungan yang ditujukan untuk melanggengkan dominasi yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah.
Pesan lain dari masuknya Timor Leste ke dalam ASEAN adalah tentang kesetaraan.
Bagi Indonesia dan ASEAN, kerja sama tidak bisa dibedakan oleh sistem politik yang berbeda atau oleh identitas nasional yang berbeda, termasuk kelompok mana yang menjadi mayoritas di sebuah negara.
Tak heran, Timor Leste yang mayoritas Katolik malah didorong kuat-kuat agar menjadi anggota ASEAN oleh Indonesia yang berpenduduk mayoritas Islam.
Hal seperti ini agak sulit ditemukan dalam organisasi-organisasi kawasan lain, termasuk Uni Eropa yang sampai kini belum menerima Turki dan Bosnia sebagai anggota penuhnya.
ASEAN juga mengenal sistem keketuaan bergilir yang merupakan bentuk lain dari upaya meninggikan kesetaraan.
Negara dengan penduduk dan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar seperti Indonesia, tidak lebih superior dari Laos yang ber-PDB lebih rendah atau Brunei yang berpenduduk paling sedikit.
Semuanya menyatu seperti batang padi yang sama tinggi yang diikat kuat-kuat seperti dalam lambang ASEAN.
Merapatnya Timor Leste ke ASEAN adalah juga petunjuk mengenai keinginan sebuah negara masuk komunitas kawasan yang lebih memuliakan anggotanya, tapi juga menawarkan peluang-peluang untuk lebih maju.
Baca juga: Artikel - Model baru diplomasi China
Timor Leste sendiri sering mengeluhkan pola bagi hasil dalam pengusahaan minyak di Celah Timor yang dianggap lebih menguntungkan Australia. Padahal, minyak Celah Timor adalah andalan ekonomi Timor Leste.
Baca juga: Artikel - Misteri balon udara China "mata-matai" AS
Dengan menjadi anggota ASEAN, Timor Leste paling tidak memperluas pilihan-pilihan dalam sistem hubungan luar negerinya.
Namun, sulit dipungkiri ASEAN menawarkan lingkungan kerja sama yang setara, tetapi aktif saling mendorong agar sama-sama maju.
Baca juga: Artikel - Yang tersingkap dari kontra-ofensif Ukraina
Itu salah satu kelebihan ASEAN yang sulit dikesampingkan oleh Timor Leste.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pesan rekonsiliasi dan kesetaraan di balik Timor Leste masuk ASEAN
Itikad Indonesia pun bukan didasari oleh hubungan bahwa negara satu mendominasi negara lainnya, melainkan oleh keyakinan bahwa kerangka kerja sama yang lebih luas akan lebih efektif menciptakan stabilitas kawasan, sehingga berdampak positif kepada stabilitas di dalam negeri.
Sikap tulus Indonesia dalam merangkul Timor Leste ini diapresiasi tokoh-tokoh negara yang berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur itu, termasuk Ramos Horta yang menjadi salah satu bapak pendiri Timor Leste, selain Xanana Gusmao dan Mari Alkatiri.
Dalam wawancara eksklusif dengan lembaga think-tank Australia, Lowy Institute, pada 20 Oktober 2022, Horta mengaku menaruh respek kepada Indonesia karena walau pernah menentang keras lepasnya Timor Leste yang waktu itu masih bernama Timor Timur, Indonesia kini malah terbuka menerima uluran persahabatan dari Timor Leste.
Mereka menerima tawaran rekonsiliasi dan persahabatan dari Timor-Leste. Bagi Horta, ini menunjukkan kearifan dan kenegarawanan Indonesia.
Indonesia pula yang menjadi anggota ASEAN yang paling aktif meyakinkan anggota-anggota ASEAN lainnya agar menerima Timor Leste.
Perilaku ini juga merepresentasikan keyakinan dalam ASEAN bahwa memupuk dan mengutamakan persahabatan, lebih baik ketimbang menuai konflik dan permusuhan, apalagi membentuk hubungan yang ditujukan untuk melanggengkan dominasi yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah.
Pesan lain dari masuknya Timor Leste ke dalam ASEAN adalah tentang kesetaraan.
Bagi Indonesia dan ASEAN, kerja sama tidak bisa dibedakan oleh sistem politik yang berbeda atau oleh identitas nasional yang berbeda, termasuk kelompok mana yang menjadi mayoritas di sebuah negara.
Tak heran, Timor Leste yang mayoritas Katolik malah didorong kuat-kuat agar menjadi anggota ASEAN oleh Indonesia yang berpenduduk mayoritas Islam.
Hal seperti ini agak sulit ditemukan dalam organisasi-organisasi kawasan lain, termasuk Uni Eropa yang sampai kini belum menerima Turki dan Bosnia sebagai anggota penuhnya.
ASEAN juga mengenal sistem keketuaan bergilir yang merupakan bentuk lain dari upaya meninggikan kesetaraan.
Negara dengan penduduk dan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar seperti Indonesia, tidak lebih superior dari Laos yang ber-PDB lebih rendah atau Brunei yang berpenduduk paling sedikit.
Semuanya menyatu seperti batang padi yang sama tinggi yang diikat kuat-kuat seperti dalam lambang ASEAN.
Merapatnya Timor Leste ke ASEAN adalah juga petunjuk mengenai keinginan sebuah negara masuk komunitas kawasan yang lebih memuliakan anggotanya, tapi juga menawarkan peluang-peluang untuk lebih maju.
Baca juga: Artikel - Model baru diplomasi China
Timor Leste sendiri sering mengeluhkan pola bagi hasil dalam pengusahaan minyak di Celah Timor yang dianggap lebih menguntungkan Australia. Padahal, minyak Celah Timor adalah andalan ekonomi Timor Leste.
Baca juga: Artikel - Misteri balon udara China "mata-matai" AS
Dengan menjadi anggota ASEAN, Timor Leste paling tidak memperluas pilihan-pilihan dalam sistem hubungan luar negerinya.
Namun, sulit dipungkiri ASEAN menawarkan lingkungan kerja sama yang setara, tetapi aktif saling mendorong agar sama-sama maju.
Baca juga: Artikel - Yang tersingkap dari kontra-ofensif Ukraina
Itu salah satu kelebihan ASEAN yang sulit dikesampingkan oleh Timor Leste.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pesan rekonsiliasi dan kesetaraan di balik Timor Leste masuk ASEAN