"Sebanyak 3.3 juta jiwa itu survei prevalensi, survei ini kami tanya menggunakan kuesioner jadi kita tahu dengan kesadaran dia," katanya di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa, (20/8)
Ia menambahkan terdapat satu penelitian yang menunjukkan rata-rata pengguna narkoba merupakan warga yang masuk kategori usia produktif berkisar 15-30an tahun.
"Usia yang sangat produktif, lalu data berikutnya adalah kenapa orang menggunakan narkoba untuk pertama kali itu adalah karena ajakan teman seusia, sebaya, anak-anak remaja ini," katanya.
Ia menjelaskan upaya yang dilakukan untuk menekan angka prevalensi penyalahgunaan narkoba dengan membangun dan menguatkan ketahanan keluarga yang dinilai sebagai basis atau dasar pembangunan moral manusia.
Selain penguatan di lingkungan masyarakat, pihaknya juga melakukan penguatan di lingkungan pendidikan.
"Kami bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan kemudian bekerja sama dengan stakeholder seperti pemerintah daerah, kecamatan, RT/RW," katanya.
Ia juga mengajak semua pihak untuk secara kolektif memerangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, terlebih Labuan Bajo sebagai daerah pariwisata.
"Mari kita membangun lingkungan kita yang sehat yang jauh dari narkoba dengan memberikan kesadaran bahwa narkoba itu merusak kualitas manusia," katanya.
Baca juga: BNN dan Bea Cukai gagalkan penyelundupan 113,65 kg ganja asal Thailand
Baca juga: Bea Cukai-BNN ungkap modus "virtual office" dalam pengedaran narkoba di Indonesia
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BNN: Prevalensi penyalahgunaan narkoba papar 3,3 juta jiwa pada 2023