Padoa akan disuguhkan kepada wisatawan yang berkunjung ke Sabu

id PADOA

Padoa akan disuguhkan kepada wisatawan yang berkunjung ke Sabu

Padoa, salah satu atraksi budaya masyarakat Pulau Sabu di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur. (ANTARA Foto/dok)

Padoa, salah satu atraksi budaya milik masyarakat Sabu Raijua, akan disuguhkan kepada setiap wisatawan yang berkunjung ke berbagai objek wisata yang ada di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur.
Kupang (ANTARA News NTT) - Padoa, salah satu atraksi budaya milik masyarakat Sabu Raijua, akan disuguhkan kepada setiap wisatawan yang berkunjung ke berbagai objek wisata yang ada di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur.

"Ini merupakan salah satu cara untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Pulau Sabu. Setiap kecamatan akan mengadakannya di setiap objek wisata yang ada," kata Penjabat Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke kepada Antara ketika dihubungi dari Kupang, Senin (21/1).

Menurut dia, atraksi budaya tersebut dihadirkan untuk memperkuat daya tarik setiap objek wisata di Pulau Sabu maupun Pulau Raijua.

Tarian Padoa biasanya diadakan saat malam bulan purnama. Tarian ini biasanya dilakukan secara bersama-sama antara kaum perempuan dan laki-laki sejak dari nenekmoyang.

Bisanya, tarian Padoa ini dilakukan oleh warga sekampung di akhir musim hujan dan ketika malam bulan purnama. Mereka berkumpul di suatu tempat, membentuk lingkaran kemudian menari dan bernyanyi melantunkan doa.

Umumnya para penari menggunakan pakaian adat khas Sabu Raijua. Kaki mereka mengenakan wadah anyaman berisi hasil panen, seperti kacang hijau. Jika biji kacang hijau tersebut masih utuh, konon kualitas kacang hijau diyakini pasti bagus.

Baca juga: Objek wisata Kelabba Madja mulai ditata

Penjabat Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke (tengah) berswafoto di depan objek wisata Kalabba Madja di Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua, NTT. (ANTARA Foto/dok) 

Ketika tubuh penari mulai bergerak, bunyi biji kacang hijau pun mulai terdengar seperti irama musik tertentu. Seiring gerakan mereka, bunyi biji kacang hijau terdengar bagai kesatuan musik yang enak didengar.

Menurur Rihi Heke, pada satu titik objek wisata akan disajikan tarian Padoa, sedang pada titik wisata berikutnya disajihkan atraksi Sumo Sabu, kemdudian demontrasi menenun kain tradisional, dan lain sebagainya.

Ia mengatakan atraksi budaya seperti tarian Padoa dan Sumo Sabu itu diadakan bermaksud agar wisatawan yang datang ke Sabu Raijua tidak langsung kembali.

"Mereka (wisatawan) harus menikmati berbagai objek wisata yang ada di Sabu Raijua, dengan harapan mereka lebih lama di tempat itu. Dengan demikian, masyarakat kami juga bisa mendapatkan keuntungan dari hasil kerajinan tangan yang dijualnya," ujar Rihi Heke.

Pariwisata di Sabu Raijua terus menggeliat seiring dengan munculnya objek wisata bukit warna-warni Kelabba Madja di Kecamatan Hawu Mehara, yang telah dinobatkan sebagai juara pertama kategori Surga Tersembunyi Terpopuler dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) 2018.

"Kami berharap Kelabba Madja menjadi pintu masuk promosi pariwisata Sabu Raijua ke mancanegara dan dalam negeri," demikian Nikodemus Rihi Heke.

Baca juga: Pengembangan Kellaba Maja tidak terkendala lahan
Baca juga: Kellaba Maja, juara I API 2018
Padoa, salah satu atraksi budaya masyarakat Pulau Sabu di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur. (ANTARA Foto/dok)