Artikel - Invasi Rusia di Ukraina membuat NATO merasa kian relevan?

id NATO, KTT NATO 2023,Konflik Rusia Ukraina,Relevansi NATO,artikel perang Oleh Jafar M Sidik

Artikel - Invasi Rusia di Ukraina membuat NATO merasa kian relevan?

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, Presiden Turki =Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson pada 10 Juli 2023, menjelang KTT NATO di Vilnius, Lithuania. (NATO)

...Sulit untuk tak menyebut invasi ke Ukraina sebagai upaya Rusia menggertak negara-negara yang berusaha menjauhi Rusia, tetapi manuver ini juga menjadi bumerang karena sejumlah negara Eropa malah semakin ingin bergabung dengan NATO
"Sejak NATO didirikan sampai sekarang, para pemimpin Rusia, mulai dari Josef Stalin sampai Putin, tak pernah menyerang anggota NATO. Demikian pula NATO tak akan pernah menyerang Rusia," kata Michael McFaul, mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Rusia, seperti dikutip Washington Post.

McFaul ada benarnya karena Rusia tidak menyerang Estonia dan Latvia yang seperti Ukraina berbatasan dengan Rusia.

Ini karena Estonia dan Latvia adalah anggota NATO yang terikat doktrin bahwa "serangan terhadap satu anggota sama dengan menyerang seluruh anggota NATO."

Padahal dari skala apa pun, kedua negara Baltik itu jauh lebih kecil dan lebih lemah dibandingkan dengan Ukraina, sehingga akan sangat mudah bagi Rusia untuk menduduki kedua negara ini.

Finlandia dan Swedia menangkap logika ini. Mereka membutuhkan payung keamanan seperti didapatkan Latvia dan Estonia yang jauh lebih kecil dan lebih lemah dari mereka.

Ini ditambah riwayat konflik yang lumayan panjang antara mereka dengan Rusia, yang terjadi pada masa imperium Rusia dan Uni Soviet. Finlandia, bahkan menjadi negara Eropa yang memiliki perbatasan darat paling panjang dengan Rusia.

Akibat langkah Finlandia dan Swedia ini, kekhawatiran Rusia bahwa Barat mengepung rapat mereka, justru mewujud lebih cepat dan lebih luas dari perkiraan.

Sulit untuk tak menyebut invasi ke Ukraina sebagai upaya Rusia menggertak negara-negara yang berusaha menjauhi Rusia, tetapi manuver ini juga menjadi bumerang karena sejumlah negara Eropa malah semakin ingin bergabung dengan NATO.

Baca juga: Artikel - 500 hari perang Ukraina-Rusia

Mungkin benar Barat telah licik kepada Rusia dalam kerangka perang Ukraina, tapi sangat disayangkan Rusia masuk perangkap Barat, sehingga NATO kini memiliki alasan untuk menyatakan diri masih relevan dan sah memperluas keanggotaan. Bahkan keyakinan NATO itu meluas ke lintas benua, terutama Asia Pasifik.

Buktinya bisa dilihat dari undangan NATO kepada Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru, guna menghadiri KTT di Vilnius.

Menurut jejaring media EURACTIV, kehadiran empat negara Asia Pasifik itu dalam KTT NATO di Vilnius adalah bagian dari upaya organisasi pertahanan lintas Atlantik itu dalam menoleh ke Timur Jauh, guna menjawab apa yang mereka sebut dengan tantangan dan ancaman China.

Baca juga: Telaah - Memandang kerusuhan Sumgayit 1988

NATO dan keempat negara Asia Pasifik itu juga tengah menggodok sebuah rancangan program kemitraan pertahanan yang membuat mereka bisa meningkatkan level kerja sama di antara mereka.

Ini perkembangan yang tak begitu bagus bagi dunia, karena bisa memicu perlombaan senjata dan konfrontasi militer terbuka yang mengancam perdamaian global.









 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Invasi Rusia di Ukraina membuat NATO merasa kian relevan?