Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis untuk mengingatkan 42 kecamatan pada 13 kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berstatus Awas atau mengalami curah hujan sangat rendah.
"Data menunjukkan beberapa wilayah NTT mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) berturut-turut lebih dari 21 hari hingga lebih dari 60 hari," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II BMKG NTT Rahmattulloh Adji dari Kupang, Selasa, (5/9/2023).
Berdasarkan Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis Provinsi NTT per 31 Agustus 2023, ada 42 kecamatan di 13 kabupaten yang berstatus Awas karena diprakirakan mengalami curah hujan sangat rendah atau lebih dari 60 hari.
Selain itu peluang curah hujan pada Dasarian I September 2023 ini kurang dari 20 mm/dasarian dengan peluang lebih dari 70 persen.
Adapun kabupaten/kota dan kecamatan berstatus Awas itu antara lain Kabupaten Belu (Atambua Selatan, Kota Atambua, dan Lasiolat), Kabupaten Ende (Ndona Timur), Kabupaten Kupang (Kupang Barat, Nekamese, Semau Selatan, dan Sulamu), Kota Kupang (Alak dan Kelapa Lima), dan Kabupaten Lembata (Nagawutung).
Selanjutnya kabupaten Manggarai Barat (Kecamatan Macang Pacar), Kabupaten Ngada (Kecamatan Riung), Kabupaten Rote Ndao (Kecamatan Rote Barat, Rote Barat Laut, dan Rote Selatan), dan Kabupaten Sabu Raijua (Kecamatan Hawu Mehara, Raijua, Sabu Liae, Sabu Tengah, dan Sabu Timur).
Selain itu Kabupaten Sikka (Kecamatan Magepanda), Kabupaten Sumba Barat Daya (Kecamatan Kodi Bangedo), Kabupaten Sumba Tengah (Kecamatan Katiku Tana, Katiku Tana Selatan), Kabupaten Sumba Timur (Lewa, Lewa Tidahu, Mahu, Ngadu Ngala, Nggaha), dan Kota Waingapu.
Rahmattulloh Adji meminta kewaspadaan pemerintah daerah (pemda) dan masyarakat terkait ancaman bencana kekeringan akibat kondisi tersebut.
Baca juga: BMKG imbau masyarakat Mabar waspada karhutla
Ia menyebut situasi kekeringan itu berdampak pada pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan, pengurangan ketersediaan air tanah sehingga menyebabkan kelangkaan air bersih, serta meningkatnya potensi kemudahan terjadinya kebakaran.
Baca juga: BMKG ingatkan masyarakat NTT waspada angin kencang
"Warga perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak dari kekurangan air tanah yang menyebabkan kelangkaan air bersih," katanya.