Kupang (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar simulasi kebencanaan di kampung nelayan di kelurahan Oesapa, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kepala BPBD Nusa Tenggara Timur Ambrosius Kodo kepada wartawan di Kupang, usai simulasi kebencanaan tersebut, Kamis, (9/11/2023) mengatakan bahwa simulasi kebencanaan ini sangat penting dilakukan khususnya di kawasan-kawasan rawan bencana.
“Simulasi ini dilakukan untuk mengedukasi masyarakat akan bahaya-bahaya yang bakal terjadi jika bencana menghampiri suatu daerah,” katanya.
Dalam pelaksanaan simulasi kebencanaan itu tidak hanya mengikutsertakan masyarakat, namun juga melibatkan 25 wartawan di wilayah Kota Kupang dan sekitarnya.
Sejumlah wartawan dari berbagai organisasi Pers mulai dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia), AJI (Aliansi Jurnalis Independen), IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia), SMSI (Serikat Media Siber Indonesia), AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia), dan JMSI (Jaringan Media Siber Indonesia), yang ada di NTT.
Setelah mengikuti pelatihan secara materi selama dua hari di ruangan, sejumlah wartawan tersebut diterjunkan ke lapangan untuk meliput kejadian bencana di kampung nelayan Oesapa.
Dalam simulasi itu, ada tiga bencana yang disimulasikan seperti yang sering terjadi di wilayah NTT, mulai dari informasi hoaks berkaitan dengan bencana tsunami akibat siklon tropis, lalu bencana angin kencang dan bencana tanah longsor.
Dia juga mengatakan pelaksanaan simulasi tersebut diharapkan bisa menjadi pegangan bagi masyarakat di daerah rawan bencana jika terjadi informasi bencana alam yang dapat membahayakan nyawa.
Lebih lanjut kata dia, bencana itu adalah urusan bencana, sehingga pelaksanaan simulasi itu perlu dilakukan. Jika Provinsi mengelarnya, maka BPBD kabupaten/kota juga dapat mencari lokasi rawan bencana juga untuk melakukan simulasi kebencanaan,” katanya.
Baca juga: BNPB berikan pelatihan penanggulangan bencana bagi wartawan di NTT
Menurut dia, BPBD kabupaten/Kota hendaknya juga memiliki kalender simulasi kebencanaan dengan melibatkan masyarakat dengan tujuan agar masyarakat diedukasi juga akan bahaya kebencanaan tersebut.
Baca juga: BPBD NTT imbau masyarakat tingkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam
Tetapi disamping menunggu jadwal simulasi bencana dari BPBD, maka akan lebih baik jika pelaksanaan simulasi mandiri juga dilakukan di lingkungan atau komunitas masyarakat sekitar.