Populasi satwa komodo di tnk masih stabil

id komodo

Populasi satwa komodo di tnk masih stabil

Seekor komodo (Varanus komodoensis) yang sedang berjalan di Pulau Komodo, Manggarai Barat, NTT, (Antara Foto)

"Dalam catatan kami jumlah populasi Komodo masih stabil karena berada di kisaran antara 2000 ekor sampai 3.000 ekor," kata Petugas Monitoring Satwa Komodo BTNK, Jackson, kepada Antara ketika dihubungi dari Kupang, Sabtu, (2/2).
Kupang, (AntaraNews) - Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) mencatat, jumlah populasi satwa purba Komodo di TNK, Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur(NTT) masih stabil dengan jumlah hingga 2018 sebanyak 2.897 ekor.

"Dalam catatan kami jumlah populasi Komodo masih stabil karena berada di kisaran antara 2000 ekor sampai 3.000 ekor," kata Petugas Monitoring Satwa Komodo BTNK, Jackson, kepada Antara ketika dihubungi dari Kupang, Sabtu, (2/2).

 Ia menjelaskan, jumlah populasi komodo ini menyebar di Pulau Komodo sebanyak 1.727 ekor, Pulau Rinca 1.049 ekor, Pulau Gili Motang 58 ekor, Pulau Nusa Kode 57 ekor, dan Pulau Padar enam ekor.
Baca juga: NTT tak khawatir kunjungan ke TNK menurun
Baca juga: Masih lemah pengawasan terhadap aktivitas wisatawan di TNK
Baca juga: Benahi infrastruktur TNK sebelum menaikkan tarif


Jumlah poluasi pada 2018 ini, lanjutnya, juga tercatat naik dari sebelumnya di 2016 sebanyak 1.186 ekor, dan 2017 sebanyak 1.412 ekor. "Jumlah populasi ini juga fluktuatif, kadang di Pulau Komodo naik sedangkan di Pulau Rinca turun, dan sebaliknya," katanya.

 Ia menjelaskan, perhitungan jumlah populasi ini berdasarkan hasil penelitian dari BTNK bekerja sama dengan Komodo Survival Project yang didukung dari luar negeri.

Jackson mengatakan, BTNK terus menjaga keberlangsungan populasi kadal raksasa itu dengan menjaga kealamian lingkungan di kawasan tersebut. "Jadi kita tidak pernah memberikan makanan kepada komodo seperti yang dilakukan di Kebun Binatang. Yang kita lakukan menjaga lingkungan agar pakannya tetap aman," katanya.

Selain itu, BTNK juga secara rutin melakukan patroli pengamanan kawasan untuk mencegah adanya aktivitas terlarang seperti perburuan liar, pembakaran hutan, maupun pengeboman ikan dan lainnya.

"Dalam beberapa tahun terakhir ini ini kegiatan pengamanan ditingkatkan sepanjang tahun, baik dilakukan sendiri dari BTNK, maupun dengan Kepolisian," ujar Jackson.
Baca juga: Puluhan paket wisata TNK dibatalkan pascawacana kenaikan tarif
Baca juga: Jurnalis sambut gembira tiket gratis masuk TNK