Masih lemah pengawasan terhadap aktivitas wisatawan di TNK
Pengawasan terhadap aktivitas para wisatawan di kawasan wisata Taman Nasional Komodo (TNK) dinilai masih sangat lemah, sehingga seringkali menimbulkan persoalan yang mendapat sorotan dari berbagai pihak.
Kupang (ANTARA News NTT) - Pengawasan terhadap aktivitas para wisatawan di kawasan wisata Taman Nasional Komodo (TNK) dinilai masih sangat lemah, sehingga seringkali menimbulkan persoalan yang mendapat sorotan dari berbagai pihak.
"Aktivitas wisatawan di TNK masih perlu diawasi, agar tidak menimbulkan permasalahan seperti kerusakan lingkungan serta perburuan satwa yang menjadi mangsanya Komodo," kata Kadis Pariwisata Nusa Tenggara Timur Marius Jelamu kepada Antara di Kupang, Kamis (24/1).
Ia mencontohkan peristiwa pemancingan satwa Komodo (varanus komodoensis) dan kebakaran hutan yang terjadi dalam kawasan TNK yang berada dalam wilayah Kabuoaten Manggarai Barat di Pulau Flores bagian barat.
"Itu semua terjadi karena ulah wisatawan. Perilaku buruk ini banyak mendapat sorotan dari berbagai kalangan masyarakat domestik maupun mancanegara," katanya.
Belum lama ini juga terjadi kasus pembantaian ratusan ekor rusa di kawasan TNK, padahal rusa merupakan bagian penting dari mata rantai yang mempertahankan keberlangsungan hidup satwa purba Komodo.
Ada juga video yang menjadi viral di media sosial tentang seorang wisatawan yang dengan sengaja mengganggu Komodo agar berlari mengejarnya.
Baca juga: Pentupan Pulau Komodo untuk konservasi Flora & Fauna "Ini aksi-aksi tidak terpuji yang sangat disayangkan terjadi di destinasi wisata sekelas TNK. Ini juga menunjukkan bahwa pengawasan dari otoritas terkait masih sangat lemah," katanya menegaskan.
Taman Nasional Komodo telah dinobatkan sebagai warisan dunia dari UNESCO dan terpilih sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia (New7 Wonders) sehingga selalu mendapat perhatian masyarakat dunia.
Karena itu, pemerintah provinsi akan menata kembali objek wisata langka di dunia tersebut, jika permintaan kerja sama pengelolaan disetujui oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Ini salah satu alasan kenapa Pak Gubernur (Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat) menginginkan agar seluruh kawasan itu dibenahi kembali, tidak hanya lingkungannya tetapi juga terkait pengawasan aktivitas pengunjung dan lainnya," demikian Marius Jelamu.
Baca juga: Menteri LHK setuju penutupan Pulau Komodo
Baca juga: KLHK undang pemda NTT bahas rencana penutupan TN Komodo
"Aktivitas wisatawan di TNK masih perlu diawasi, agar tidak menimbulkan permasalahan seperti kerusakan lingkungan serta perburuan satwa yang menjadi mangsanya Komodo," kata Kadis Pariwisata Nusa Tenggara Timur Marius Jelamu kepada Antara di Kupang, Kamis (24/1).
Ia mencontohkan peristiwa pemancingan satwa Komodo (varanus komodoensis) dan kebakaran hutan yang terjadi dalam kawasan TNK yang berada dalam wilayah Kabuoaten Manggarai Barat di Pulau Flores bagian barat.
"Itu semua terjadi karena ulah wisatawan. Perilaku buruk ini banyak mendapat sorotan dari berbagai kalangan masyarakat domestik maupun mancanegara," katanya.
Belum lama ini juga terjadi kasus pembantaian ratusan ekor rusa di kawasan TNK, padahal rusa merupakan bagian penting dari mata rantai yang mempertahankan keberlangsungan hidup satwa purba Komodo.
Ada juga video yang menjadi viral di media sosial tentang seorang wisatawan yang dengan sengaja mengganggu Komodo agar berlari mengejarnya.
Baca juga: Pentupan Pulau Komodo untuk konservasi Flora & Fauna "Ini aksi-aksi tidak terpuji yang sangat disayangkan terjadi di destinasi wisata sekelas TNK. Ini juga menunjukkan bahwa pengawasan dari otoritas terkait masih sangat lemah," katanya menegaskan.
Taman Nasional Komodo telah dinobatkan sebagai warisan dunia dari UNESCO dan terpilih sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia (New7 Wonders) sehingga selalu mendapat perhatian masyarakat dunia.
Karena itu, pemerintah provinsi akan menata kembali objek wisata langka di dunia tersebut, jika permintaan kerja sama pengelolaan disetujui oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Ini salah satu alasan kenapa Pak Gubernur (Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat) menginginkan agar seluruh kawasan itu dibenahi kembali, tidak hanya lingkungannya tetapi juga terkait pengawasan aktivitas pengunjung dan lainnya," demikian Marius Jelamu.
Baca juga: Menteri LHK setuju penutupan Pulau Komodo
Baca juga: KLHK undang pemda NTT bahas rencana penutupan TN Komodo