Kupang (ANTARA News NTT) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun El Tari Kupang mengimbau masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk tetap siaga dan waspada terhadap bencana alam.
"Kewaspadaan ini penting mengingat, potensi bencana hidrometeorologi masih terjadi di provinsi berbasis kepulauan itu hingga akhir Februari 2019," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun El Tari Kupang Ota Welly Jenni Thalo di Kupang, Rabu (6/2).
Ia mengatakan, pada bulan Januari-Februari 2019, sebagian wilayah di Nusa Tengara Timur, berada di puncak musim hujan, dimana pertumbuhan awan Cumulonimbus sangat segnifikan.
Kondisi ini, sering terjadi pada siang, sore dan malam hari, mengakibatkan terjadinya cuaca buruk seperti hujan deras disertai petir dan angin kencang dengan kecepatan mencapai 20 - 30 knot atau 40 - 60 km per jam.
Selain hujan deras dan angin kencang, juga gelombang tinggi di wilayah Nusa Tenggara Timur masih berpotensi terjadi hingga akhir bulan Februari 2019. Atas dasar itu, masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap bencana hidrometeorologi.
Bencana hidrometeorologi ini seperti hujan deras, angin kencang dan gelombang tinggi yang menyebabkan banjir, genangan air, jalan licin, tanah longsor, abrasi pantai, bangunan roboh, pohon dan baliho tumbang.
Baca juga: Korban bencana alam di NTT terus berjatuhan
Baca juga: Bencana hidrometeorologi masih mengancam NTT